Ilmuwan Mengidentifikasi Gen di Balik Produksi Racun 'Venom' Hewan

By Wawan Setiawan, Senin, 22 November 2021 | 08:00 WIB
Spesies kalajengking Heterometris sp., juga disebut kalajengking hutan Asia digunakan dalam penelitian ini. (Arie van der Meijden)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah tim ilmuwan internasional telah menemukan cara yang inovatif untuk mempelajari gen racun hewan. Teknik ini memungkinkan mereka untuk menentukan produksi racun yang unik dari berbagai macam hewan berbisa yang hampir tidak pernah dipelajari sebelumnya.

Sekelompok ilmuwan dari VU Amsterdam dan Universitas Porto, yang terkait dengan Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis dan Universitas Leiden, telah menerbitkan hasil penelitian mereka dalam jurnal Plos One pada 18 November 2021 yang diberi judul A non-lethal method for studying scorpion venom gland transcriptomes, with a review of potentially suitable taxa to which it can be applied. Dalam studi tersebut mereka telah berhasil menemukan cetak biru protein dalam racun kalajengking. Cetak biru ini mencerminkan dengan tepat gen mana yang aktif dalam produksi racun.

Teknik yang digunakan disebut transkriptomik. Ini adalah metode di mana pola ekspresi gen dapat diperiksa. Teknik ini memungkinkan para peneliti untuk mengamati gen mana yang aktif selama produksi racun. Apa yang membuat pendekatan ini unik adalah bahwa teknik ini telah berhasil diterapkan untuk pertama kalinya pada racun yang sebenarnya, bukan pada jaringan kelenjar racun. Artinya, hewan tidak perlu lagi dikorbankan untuk mempelajari ekspresi gen kelenjar racun. Metode ini menawarkan banyak kemungkinan baru untuk penelitian racun.

Racun ‘venom’ adalah racun yang akan bekerja hanya jika Anda tergigit, tergores, ataupun terinjeksi oleh pembawa racun tersebut, misalnya saja beberapa jenis hewan yang memiliki racun venom di antaranya yang paling sering ditemukan adalah jenis kalajengking, ular, dan laba-laba. Dalam penelitian ini para ilmuwan menggunakan spesies kalajengking Heterometris sp., yang biasa disebut kalajengking hutan Asia. Sengatan kalajengking hitam Heterometris spinifer, dapat menyebabkan nyeri lokal yang hebat, meskipun belum pernah dilaporkan menyebabkan komplikasi kardiovaskular yang mematikan.