Inikah Penyebab Bagian yang Diduga dari MH370 Terdampar di La Reunion?

By , Minggu, 2 Agustus 2015 | 13:30 WIB

Pakar ilmu kelautan Australia menyatakan, model arus laut konsisten dengan temuan puing yang diduga merupakan bagian dari pesawat Boeing 777 di Pulau La Reunion di kawasan Samudra Hindia selatan.

Model arus laut konsisten dengan penemuan potensi puing-puing di daerah tropis, yang kira-kira berjarak 3.700 kilometer di utara-barat, menurut para ahli oseanografi.

Arus besar, yang bergerak berlawanan dengan arah jarum jam yang disebut "pilin", mencakup sebagian besar bagian selatan dari 70,5 juta kilometer persegi Samudra Hindia.

Arus besar ini bergerak ke timur Samudra Hindia di dekat Antartika ke pantai Australia Barat dan ke arah barat di bawah khatulistiwa ke arah La Reunion dan Madagaskar, sebelum akhirnya berbelok ke selatan.

"Hasil dari mode arus yang kami lakukan tahun lalu menunjukkan prediksi kemunculan puing pesawat ini dalam waktu 18-24 bulan setelah kecelakaan. Itu merupakan kemungkinan bahwa puing pesawat tersebut akan berakhir di sekitar kawasan itu," kata Charitha Pattiaratchi, profesor ilmu kelautan pesisir dari Universitas Australia Barat.

Titik asal puing itu "pasti akan berada di belahan bumi selatan, akan bergerak menuju ke timur, dan itu pasti akan mencakup area pencarian fisik yang dilakukan saat ini," tambahnya.

Warga Pulau Reunion menemukan botol produk kebersihan dari Indonesia yang terdampar di pesisir pulau itu. Diduga botol ini berasal dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang setahun lalu. (Sky News)

!break!

Pencarian fisik pesawat MH370 saat ini baru rampung setengah dan telah mencakup 120.000 kilometer persegi dasar laut.

Model yang dilakukan Profesor Pattiaratchi menunjukkan bahwa puing-puing pesawat itu bisa tersapu jauh hingga ke barat Madagaskar dalam waktu dua tahun, atau juga tersapu jauh ke arah Timur hingga pesisir Tasmania atau lebih jauh lagi.

Dave Gallo, yang ikut memimpin pencarian untuk penerbangan Air France 447 yang jatuh di Samudra Atlantik pada tahun 2009, memperingatkan bahwa menelusuri kembali puing-puing yang tersapu ke daratan melalui pemodelan arus laut dapat menyesatkan peneliti.

Retro-drifting dari reruntuhan yang ditemukan hanya lima hari setelah Air France mengalami kecelakaan, menurut dia, bahkan tidak menghasilkan terobosan apa pun.

Anggota kepolisian Pulau Reunion membawa potongan logam yang diduga adalah bagian sayap pesawat Boeing milik Malaysia Airlines MH370 yang hilang lebih dari satu tahun yang lalu. (Mirror)

"Kami menghabiskan dua bulan di daerah itu, dan tidak menemukan apa-apa. Kondisi itu menciptakan ketidakpercayaan dari industri," kata Gallo, Direktur Proyek Khusus Institutsi Kelautan Woods Hole.