Apa yang Membuat Orang Zaman Dahulu Berumur Hingga Ratusan Tahun?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 24 November 2021 | 11:00 WIB
Bagi sebagian kebudayaan, umur panjang disebabkan oleh faktor iman dan kebajikan. (Yogendra Singh)

Nationalgeographic.co.id—Bukan hanya tokoh-tokoh alkitabiah yang hidup sampai usia 900 tahun atau lebih. Naskah kuno dari berbagai budaya mencantumkan rentang hidup yang tidak masuk akal menurut kebanyakan orang modern. Ada yang mengatakan itu terjadi karena kesalahpahaman dalam proses penerjemahan atau angka-angka tersebut memiliki makna simbolis.

Namun ada beberapa argumen yang mendukung soal umur panjang tersebut. Ini  yang membuat sejarawan bertanya-tanya apakah umur manusia telah benar-benar menurun secara signifikan selama ribuan tahun.

Sebagai contoh, salah satu penjelasannya adalah bahwa pemahaman Timur Dekat kuno tentang satu tahun bisa berbeda dari konsep modern. Mungkin satu tahun berarti orbit bulan (sebulan) bukan orbit matahari (12 bulan).

Tetapi jika kita membuat perubahan yang sesuai, usia tokoh alkitabiah Adam dari 930 menjadi 77. Meski lebih masuk akal untuk umur kematiannya, penyesuaian ini membuat Adam menjadi seorang ayah di usia 11 tahun.

Masalah serupa muncul ketika menyesuaikan usia dalam naskah kuno dengan asumsi bahwa penulis menggunakan pola tertentu untuk menutupi usia sebenarnya. Misalnya mengalikannya dengan angka tertentu.

Dalam kitab Kejadian dan Daftar Raja Sumeria yang berusia 4.000 tahun, para analis telah mencatat penggunaan bilangan kuadrat.

Sama seperti Alkitab, Daftar Raja menunjukkan penurunan yang stabil dalam rentang hidup. Daftar tersebut membedakan antara pemerintahan sebelum dan sesudah Air Bah. Masa pemerintahan sebelum Air Bah secara signifikan lebih lama daripada setelahnya. Meskipun bahkan masa hidup setelah Air Bah terbukti beberapa ratus tahun atau lebih dari 1.000 tahun. Dalam Alkitab, kita melihat penurunan progresif dari generasi ke generasi dari 930 tahun kehidupan Adam, 500 tahun Nuh, hingga 175 tahun Abraham.