Penampakan 5 Bumerang Suku Aborigin Ditemukan di Dasar Sungai

By Maria Gabrielle, Rabu, 24 November 2021 | 12:00 WIB
Suku Aborigin membuat bumerang dari kayu antara tahun 1650 dan 1830. (Roberts et al / Australian Archaeology)

Lurah atau lombong (gully) sistem sungai Cooper Creek biasanya terisi air. Sebagai informasi, lurah atau lombong adalah bentuk tanah yang tercipta akibat arus air atau erosi tajam pada tanah. Pada akhir tahun 2017 dan awal 2018 sungai mengering terutama di musim panas, terlihat dasar sungai dan sebagian bumerang terkubur di sana.

Bumerang pertama terlihat oleh seorang wanita dari kelompok pemilik tanah tradisional Yandruwandha Yawarrawarrka yang tengah membersihkan sampah dari dasar sungai kering. Tiga bumerang lain dan satu fragmen ditemukan dalam beberapa minggu, semuanya dalam jarak beberapa mil satu sama lain.

Amy Roberts mengungkapkan ada kemungkinan orang Aborigin menyimpan bumerang di tempat lain, kemudian air membawa senjata itu ke dalam sistem sungai. Tetapi penjelasan yang lebih baik adalah bahwa orang-orang Aborigin melemparkan bumerang ke atas sungai untuk menakut-nakuti burung air agar masuk ke jaring, suatu kegiatan yang dijelaskan dalam tradisi lisan.

“Kami mendapat ide itu dari melihat cerita tradisional tentang orang-orang yang kehilangan bumerang di atas air dan mencarinya. Jadi, ini adalah kemungkinan,” tutur Amy Roberts.

Baca Juga: Bumerang Berusia 3 Abad Ungkap Masa Sebelum Serbuan Eropa ke Australia

Seorang ahli bernama Amy Roberts mengatakan sangat jarang menemukan sejumlah bumerang sekaligus. (Roberts et al / Australian Archaeology)

Adapun bumerang terbesar yang baru ditemukan memiliki panjang sekitar 1 meter ketika dalam keadaan lengkap. Kemungkinan bumerang ini terlalu berat untuk digunakan sebagai proyektil. Dalam sebuah jurnal penelitian di laman Australian Archaeology para peneliti menuliskan kemungkinan penggunaan utama artefak ini adalah dalam pertempuran jarak dekat.

Bumerang sendiri dikenal akan “kemampuannya” terbang menjauh dan kemudian kembali ke pelemparnya. Namun, menurut Amy Robertas mungkin itu penemuan yang tidak disengaja karena penampang aerodinamisnya. Bumerang “yang tidak kembali” lebih berguna dan lebih umum, mereka cenderung besar dan relatif berat dengan sudut khas atau siku yang membuatnya berputar ketika dilempar.

Studi etnologi menunjukkan bahwa pria Aborigin menyimpan jenis bumerang tertentu di kamp mereka untuk tujuan yang berbeda, termasuk yang bumerang dekoratif untuk tarian dan upacara. Tapi bumerang Cooper Creek tidak dihias dengan ukiran atau menunjukkan bahwa mereka dicat. Sayangnya, perubahan iklim di sana mengancam temuan pada masa depan.

“Prediksi untuk daerah mereka adalah daerah genangan air ini akan lebih tunduk pada kondisi basah dan kering, sehingga mereka akan memiliki stabilitas yang lebih rendah. Itu tidak baik untuk benda kayu,” pungkasnya.

Baca Juga: Cerita Rakyat dan Pengetahuan Ungkap Jalur Migrasi Leluhur Aborigin