Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog telah menemukan saksi bisu dari pemberontakan di masa lampau. Temuan ini merupakan sisa-sisa dari benteng Yunani di kota kuno Maresha, Israel yang dihancurkan oleh keponakan Judah Maccabe yang bernama John Hycarnus.
Dilansir dari Smithsonian Magazine, sisa-sisa dari benteng ditemukan pada pengggalian di Hutan Lachish yang terletak sekitar 64,3 kilometer barat daya Yerusalem berupa balok kayu yang hangus, senjata, tembikar dan koin dari bangunan yang dibentengi. Para ahli yang terlibat dalam penggalian ini, Saar Ganor, Vladik Lifshifts dan Ahinoam Montagu memberikan penjelasan terkait temuan ini.
“Situs penggalian memberikan bukti nyata dari cerita Hanukkah. Tampaknya kami telah menemukan sebuah bangunan yang merupakan bagian dari garis pertahanan yang didirikan oleh komandan tentara Helenistik untuk melindungi kota besar Helenistik, Maresha dari serangan Hasmonean,” ujar para peneliti dalam sebuah pernyataan.
Hanukkah yang juga dikenal dengan Festival Cahaya berlangsung selama delapan hari. Tahun 2021 ini perayaan tersebut jatuh pada tanggal 28 November hingga 6 Desember mendatang. Menurut Talmund, tradisi ini berasal dari Pemberontakan Makabe (167 hingga 160 SM) di mana pemberontak Yahudi merebut kembali Kuil Yerusalem dari pendudukan pasukan Helenistik.
Selama Pemberontakan Makabe, orang-orang Yahudi di bawah komando Judah (yang juga dikenal dengan nama Judas Maccabeus) memberontak melawan pasukan pendudukan Kekaisaran Seleukia, sebuah kerajaan Helenistik yang pernah ditaklukan oleh Alexander Agung. Setelah berhasil merebut kembali Yerusalem pada tahun 164, Judah secara singkat memegang kekuasaan dan tewas dalam pertempuran.
Halaman berikutnya...
Melansir The Jerusalem Post bangunan ini memiliki ukuran 15 meter kali 15 meter dengan tujuh kamar. Tangga yang kemungkinan terhubung ke lantai dua masih terlihat dan terpelihara dengan baik. Balok yang terbakar menawarkan gambaran dramatis tentang saat-saat terakhirnya.
“Bangunannya menyajikan lapisan kehancuran yang jelas, terpelihara karena daerah itu tidak ditempati kembali. Kemungkinan atapnya runtuh terlebih dahulu dan kemudian bagian tertinggi dari dinding mengikuti,” ujar Ahinoam Montagu.
Dinding luar memiliki lebar tidak kurang dari tiga meter. Situs ini terletak di puncak bukit tinggi yang memberikan pemandangan jalan utama kuno. Bangunan menghadap langsung ke Maresha, ibu kota Idumea pada periode Helenistik.
Baca Juga: Operasi Badr, Serangan Mesir Saat Israel Merayakan Hari Yom Kippur
Para arkeolog juga menemukan ratusan pecahan tembikar dan beberapa koin yang memungkinkan mereka menentukan tanggal bangunan dengan tepat. Di antara aretefak yang ditemukan juga terdapat beberapa kendi kecil yang terpelihara dengan baik.
Kendi tersebut sering digunakan untuk menyimpan cairan mahal. Mungkin tidak begitu berbeda dari kendi kecil yang menurut tradisi Yahudi berperan dalam keajaiban Hanukkah, di mana sebuah kendi kecil berisi minyak zaitun murni yang terus terisi untuk memungkinkan menorah di Kuil Suci di Yerusalem menyala selama delapan hari.
Para ahli memiliki teori bahwa Seleukia memblokir pintu masuk benteng dan melarikan diri ke kota ketika musuh mereka mendekat. Ketika orang-orang Hasmonean mencapai bangunan, mereka membakarnya. Ahinoam Montagu mengatakan interpretasi mereka bahwa tidak ada pertempuran yang terjadi di benteng didukung oleh fakta tidak ada sisa-sisa manusia yang ditemukan.
“Kami hanya menemukan beberapa tulang hewan dan potongan pedang. Jika pertempuran terjadi di sini, akan lebih banyak sisa-sia termasuk, sisa-sisa manusia dan artefak,” ujar direktur penggalian atas nama IAA ini.
Ia melanjutkan tujuannya adalah untuk menyelesaikan mengunkap lapisan kehancuran dan menemukan lebih banyak artefak. Setelah penggalian selesai, situs ini akan dibuka untuk umum.
Tidak lama lagi, orang-orang Yahudi akan merayakan Hanukkah, direktur umum IAA, Eli Eskozido mengatakan tema utama dari perayaan ini adalah kekalahan Hasmonean dari Helenis, mengarah pada pembentukan entitas Yahudi yang berdaulat.
Baca Juga: Penemuan Terbaru: Gereja Bizentium di Israel 'Untuk Seorang Martir'