Sesuap adonan yang dingin hadirkan kelembutan yang menggelitik lidah. Manisnya yang pas timbulkan rasa candu untuk menikmatinya sekali lagi. Tak hanya itu, wangi aroma kayu manis yang kuat dan melekat di hidung membuat ingin berlama-lama mencecapnya. Kira-kira kudapan macam apa yang dapat membius lidah dalam seketika?
Kudapan lembut ini tak lain adalah klappertaart buatan Hanna Kasino. Ya, kue yang memiliki cerita bersejarah ini merupakan kudapan tradisional Manado yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Sejak 2005, Hanna mulai merintis sekaligus mengembangkan resep klappertaart yang diwariskan kepadanya. Berasal dari kata “Klapa” dan “Taart”, kue khas Manado ini memang menjadikan kelapa sebagai komponen utamanya. Namun, ternyata tidak sembarang kelapa bisa menghadirkan sensasi lembut dalam setiap suapannya, terlebih lagi dengan rahasia di balik rasa dan tekstur Hanna’s Klappertaart yang sungguh berbeda dari lainnya.
Bukan Sekadar Ladang Bisnis
Ketika ditemui di rumah produksi Hanna’s Klappertaart di bilangan Kayu Putih, Jakarta Timur, sang pencetus Klappertaart ‘dingin’ ini menceritakan rangkaian kisah bagaimana ide kuliner tersebut mampu menjadi ladang bisnis yang digelutinya hingga saat ini. Ketidakpuasan menjadi salah satu faktor kuat yang mendorong putri dari almarhum Kasino ini untuk terus berkarya. “Seperti ada yang kurang dalam hidup saya, hingga saya menemukan resep kue ini dan melakukan ratusan eksperimen untuk menghasilkan klappertaart yang berbeda.” jelasnya mengawali perbincangan.
Satu dekade sudah Hanna menjalani ide bisnis kuliner dengan mengandalkan klappertaart sebagai jagoannya. Tak dapat dipungkiri bahwa keahliannya menciptakan kue tradisional Manado ini menimbulkan rasa penasaran para pecinta kue dan membuat mereka bertanya-tanya tentang resep rahasia ala Hanna. “Saya tidak pernah menyembunyikan, bahkan bisa dibilang saya tidak punya resep khusus. Semua bahan yang digunakan sama.” tukas Hanna.
!break!
Hanna Kasino bersama anaknya saat menghias klappertaart (Anggie Cyndia Tedjamulja)
Di balik kelembutannya sebagai seorang ibu, Hanna memiliki jiwa yang murah dan rendah hati. membuat Hanna kerap membagikan proses pembuatan klappertaart secara detil melalui berbagai media massa maupun media sosial miliknya. “Di sini saya beberkan semuanya, termasuk teknik memasak yang membuat klappertaart saya menjadi begitu unik.” jelasnya sembari menunjukkan kumpulan artikel yang memuat Hanna’s Klappertaart. Tidak ada ketakutan sedikit pun untuk menyebarluaskan resep dan teknik memasak yang membesarkan nama Hanna’s Klappertaart, “Saya senang kalau ada yang sukses karena resep yang saya bagikan. Suatu kepuasan tersendiri.
Tidak hanya termotivasi untuk menciptakan kue yang lezat, naluri Hanna sebagai seorang Ibu membuatnya ingin menghasilkan kue yang bergizi dan aman dikonsumsi setiap hari. Bahan pokok dengan kualitas terbaik dan tanpa pengawet menjadi unggulan Hanna, kadar gizi dan rendah kalori sudah teruji oleh Dinas Kesehatan PIRT dan Kandungan Nilai Gizi (Nutrition Fact). Tingkat kebersihan pun menjadi perhatian utama sehingga Hanna memutuskan untuk menggunakan food grade paper cup.
Sentuhan Lembut dan Dingin Khas Hanna
Bila pada umumnya klappertaart melalui proses pemanggangan, sebaliknya klappertaart khas Hanna hanya didinginkan di dalam lemari es. Proses pendinginan ini yang membuat perbedaan klappertaart Hanna dengan yang lainnya. Rupanya tekstur dingin nan lembut ini tidak terlepas dari proses pembuatan yang membutuhkan kesabaran dan suasana hati yang damai. “Saya percaya bahwa rasa cinta dan bahagia akan menciptakan makanan yang lezat. Kalau lagi nggak mood sebaiknya jangan masak.” ujarnya diikuti dengan tawa kecil.
Sembari melanjutkan perbincangan, kami menikmati aksi Hanna yang tengah menghias beberapa cup klappertaart di atas gerobaknya yang cantik. Papan kayu, bunga, toples kaca berisi buah, dan celemek membuat Hanna terlihat seperti mengadakan pesta kebun di teras rumahnya. Ditemani si kecil, Hanna memulai aksinya bersama-sama. Terdapat ragam topping di antaranya original dengan mengandalkan kayu manis di atas adonan, cokelat, keju, almond, dan blueberry. “Si kecil suka sekali yang original. Dia juga suka bantuin mamanya kasih topping.” serunya sembari mengarahkan tangan sang anak.
Dicari dan dinanti