Kepala barang antik di suriah mengatakan bahwa kuil tersebut diledakkan pada hari Minggu (24/8). Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris melaporkan bahwa peledakan itu terjadi satu bulan lalu.
ISIS mengambil alih Palmyra pada Mei, dimana memicu kekhawatiran bahwa kelompok tersebut akan menghancurkan situs warisan budaya Unesco. Seperti diketahui, ISIS telah menghancurkan beberapa situs-situs kuno di Irak sebelum ini.
ISIS “menempatkan sejumlah besar bahan peledak di kuil Baalshamin hari ini (Minggu) dan kemudian meledakkannya, menyebabkan banyak kerusakan pada kuil,” ujar kepala barang antik Suriah Maamoun Abdulkarim pada kantor berita AFP.
“Cella (area dalam kuil itu) dihancurkan dan kolom sekitar runtuh,” katanya.
Warga yang telah melarikan diri dari Palmyra juga mengatakan ISIS telah menanam bahan peledak di kuil, meskipun kelompok tersebut telah melakukannya sekitar sebulan lalu, demikian dikatakan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Palmyra terkenal sebagai reruntuhan Yunani-Romawi yang terawat dengan baik.
Koresponden seni BBC World Service Vincent Dowd mengatakan kuil Baalshamin dibangun hampir 2.000 tahun yang lalu terutama era artefak Romawi. Kuil tersebut didedikasikan untuk dewa Fenisia.
Vincent menganggap bangunan itu “sangat pentng dan “hampir sepenuhnya utuh”.
Bulan lalu, ISIS menerbitkan foto dimana militan menghancurkan apa yang disebut penjarahan artefak di Palmyra.
Pekan lalu, terungkap bahwa arkeolog yang meneliti reruntuhan Palmyra selama empat dekade telah dipenggal oleh kelompok militan.
Abdulkarim mengatakan bahwa arkeolog berusia 81 tahun itu menolak memberitahu ISIS letak beberapa harta yang disembunyikan.
Kelompok ini juga menerbitkan foto-foto yang mereka sebut sebagai penghancuran dua tempat suci Islam di dekat Palmyra, yang mereka gambarkan sebagai “manifestasi kemusyrikan”.
Kota modern Palmyra—oleh penduduk lokal dikenal dengan Tadmur—terletak di daerah strategis dan penting di jalan antara ibukota Suriah, Damaskus dan kota timur Deir al-Zour.
Tak jauh, terdapat reruntuhan monumental kota kuno yang bangkit dari gurun. Unesco dan beberapa lembaga lain menganggap situs tersebut sebagai salah satu pusat bidaya paling penting dari dunia kuno.
Serangan ISIS terhadap situs sejarah dan artefak:
Januari: Kelompok ini menghancurkan perpustakaan pusat di kota Mosul, Irak, dan membakar ribuan buku.
Februari: Sebuah video muncul menunjukkan kehancuran artefak kuno di museum pusat di Mosul.
Maret: ISIS menggunakan bahan peledak dari buldozer di Nimrud, salah satu harta arkeologi terbesar Irak, tak lama setelah mereka menghancurkan reruntuhan di Hatra.