Menyibak Misteri Sang Dewi di Atap Iyang

By , Kamis, 3 September 2015 | 21:15 WIB

Ini misteri. Boleh percaya boleh tidak. Kawasan Puncak Gunung Argopuro, Jawa Timur, kabarnya sempat menjadi tempat tinggal seorang dewi cantik nan jelita. Namanya Dewi Rengganis, selir raja pada masa Kerajaan Majapahit. Apa betul? Di sana ada reruntuhan yang dianggap sebagian orang sebagai sisa-sisa istana sang dewi.

Kisah Dewi Rengganis ini telah melegenda di masyarakat kaki Pegunungan Iyang. Konon, pada masa kerajaan itu tengah berjaya, pelataran puncak setinggi 3.088 meter, sebutan lain bagi Pegunungan Iyang, berdiri sebuah istana megah. Istana itu lengkap dengan segala atributnya, seperti balatentara, dayang-dayang, hewan ternak, dan taman yang indah. Ini semata dibangun agar Dewi Rengganis kerasan menempatinya.

Menurut ramalan para empu pada masa itu, suatu saat tampuk kekuasaan Kerajaan Majapahit akan jatuh ke tangan Dewi Rengganis. Untuk menghindarinya, keluarlah "Keppres" pembangunan istana tersebut. Pasalnya, dari seluruh selir raja, Dewi Rengganis yang paling disayang. Wajar jika masyarakat sekitar menyebut Pegunungan Iyang sebagai Gunung Argopuro. Berasal dari kata arged dan puro. Dalam bahasa Madura berarti tempat atau istana yang paling tinggi.

Tak pelak reruntuhan istana sang dewi menjadikan Argopuro menjadi gunung yang unik. Tak ada duanya di negeri ini. Menjumpai situs purbakala tertinggi di tanah Jawa. Memikat siapa saja untuk menjelajahi dan mengamatinya. Sebuah kenangan yang begitu membekas di hati.

Argopuro menyajikan keindahan panorama yang memikat mata. (Xaverius Frans/Indonesia Expeditions)
!break!

"Taman Firdaus"

Awal abad ke-20, kawasan Argopuro terlihat begitu cantik. Rusa berbiak dengan cepat. Ratusan macan dahan bebas berkeliaran. Mengintip dan menerkam rusa yang lengah. Kucing hutan, babi, dan ajak tak mau kalah berburu satwa pemakan rumput itu. Pertumbuhan kijang, merak, dan ayam hutan tak kalah banyaknya.

Junghuhn, warga Eropa pertama di Argopuro, menaksir jumlah rusa itu. Pada tahun 1844, ia melihat lebih dari 50.000 ekor. Kawanan rusa itu hidup berkelompok. Tiap kelompoknya mencapai ribuan ekor.

Tak cuma kaya satwa. Setiap sisi sungai di kawa- san ini ditumbuhi Primula polifera yang cantik di antara rerumputan bunga-bunga nan cantik tumbuh subur. Jajaran cemara (Casuarina junghuhniana) tegak berdiri. Sedikit lebih ke atas, edelweis (Anaphalis viscida) mudah sekali didapati menghiasi padang rumput Argopuro. Ditambah kabut tipis menyelemuti vegetasi. Berkat daftar kekayaan hidupan liar dan padang bunga yang beragam, kawasan ini dijuluki Taman Firdaus Pulau Jawa.

Cerita itu bukan khayalan. JA Wormser, pendaki asal Kerajaan Belanda, telah membuktikannya. Dalam catatan hariannya, Wormser tak henti-hentinya memuji keindahan Argopuro. Bersama S Neumann, Wormser menggapai puncak Argopuro pada tahun 1927. Mereka mencapainya setelah menempuh dua hari perjalanan yang dibantu oleh delapan porter.

Meski tak seperti dulu, bayangan kemegahan masa lampau masih menjadi magnet. Argopuro tetap menarik untuk dijelajahi. Masih menyimpan berbagai cerita penjelajahan dan petualangan yang memikat.

Perjalanan menuju puncak Argopuro menjadi sebuah kenangan menarik, untuk melihat situs purbakala tertinggi di Tanah Jawa. (Xaverius Frans/Indonesia Expeditions)
!break!

Gampang Dicapai

Secara geografis, Gunung Argopuro termasuk Cagar Alam Dataran Tinggi Iyang seluas 15.000 ha, terletak di sebelah utara Jember dan barat daya Bondowoso, Jawa Timur. Dari segi administratif, terbagi dalam tiga wilayah kabupaten, yaitu Probolinggo, Jember, dan Situbondo. Selain menyajikan berbagai kisah, medan pendakian Argopuro teramat unik. Menantang setiap penjelajah untuk mendakinya. Betapa tidak, tanjakan dan turunan silih berganti menyambut Anda. Sebelum puncak digapai, medan bergelombang itu seperti tiada habisnya.