"Melarikan Diri" Sejenak ke Teluk Prigi

By , Jumat, 11 September 2015 | 11:30 WIB

Jika mendengar kata pantai selatan Jawa, pikiran kita akan mengarah pada Legenda Nyi Roro Kidul, angker, pantangan, dan ombak yang besar. Karena itu, pengunjung biasanya hanya bisa menikmati pantai itu dari pinggir tanpa merasa aman dan nyaman untuk berenang. Bahkan, di beberapa pantai selatan Jawa terdapat larangan berenang.

Namun, penggalan pantai selatan Jawa yang berada di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, ini unik. Pantai tersebut mematahkan mitos pantai selatan yang angker. Posisi pantai yang berada di teluk membuat ombak sangat landai karena angin terhalang oleh perbukitan.

Pantai ini berjarak sekitar 50 kilometer ke arah selatan dari kota Trenggalek. Selain menjadi obyek wisata yang sering dikunjungi, di kawasan tersebut juga terdapat tempat pendaratan ikan nasional yang terbesar di Jatim.

Jika beruntung datang saat musimnya, pengunjung akan mendapat suguhan nelayan menangkap ikan dengan jaring dari pinggir pantai atau dikenal dengan jaring tarik. Pagi hari nelayan melepas jala ke laut hingga 1 kilometer dari pantai, kemudian perlahan-lahan akan ditarik ke daratan.

Untuk menuju ke lokasi pun tergolong mudah. Akses jalan yang memadai untuk beragam jenis kendaraan membuat kawasan wisata di pantai tersebut menjadi primadona, terutama pada hari libur. Hanya saja, di kilometer terakhir dari jalan utama pengunjung akan dihadapkan oleh jalanan yang menanjak tajam dan menurun curam.

Tiket masuk tempat wisata tersebut sangat murah. Hanya dengan Rp 10.000, wisatawan dapat menikmati keindahan alam sepuasnya. Ada dua titik keindahan utama di kawasan tersebut yang siap menyambut pengunjung, yaitu Pantai Pasir Putih dan Pantai Karanggongso.Sebagai tujuan wisata utama, kedua pantai itu memiliki syarat yang memadai sebagai tujuan wisata pantai favorit, yaitu mempunyai ombak yang tenang. Dengan demikian, orangtua pun dapat tenang membiarkan anak mereka berenang di laut atau bermain pasir di pantai.

Pada waktu sore menjelang sang surya kembali ke peraduannya, perpaduan warna biru laut, jingga dari matahari, dan hijau pepohonan dari bukit yang menjulang di sisi teluk menghadirkan kesan yang sangat mendalam dan meditatif. Bagi wisatawan yang datang untuk "melarikan diri" dari rutinitas keseharian perkotaan, pemandangan yang diberikan Teluk Prigi tersebut menjadi sangat menyejukkan dan romantis.!break!

Walau hanya berada di pinggirnya, membuat kita ingin berlama-lama menikmati pemandangan tersebut. Wajar saja banyak pasangan muda-mudi memanfaatkan momen tersebut.

Terdapat dua pilihan dalam menikmati suasana tersebut, bisa dengan hanya duduk-duduk di pinggir pantai dan bercengkerama atau menceburkan diri ke laut dengan ban sewaan. Sepanjang pantai banyak penyewaan ban, dengan biaya sewa Rp 5.000-Rp 15.000 sepuasnya.

Pilihan kedua, membiarkan tubuh di atas ban dengan posisi telentang menghadap langit kemudian merelakan diri terombang-ambing ombak kecil. Wisatawan dapat menikmati sensasi yang diberikan oleh ombak yang datang perlahan.

Mereka melepaskan kekhawatiran bahwa akan terbawa ke tengah laut. Karena kalaupun pun terbawa arus laut, mereka tidak panik karena pantai tersebut dangkal. Tinggal menceburkan diri ke laut dan kembali ke pantai dengan kaki.

Jika tahan, pengunjung bisa berenang hingga langit benar-benar gelap. Namun, biasanya hal tersebut urung dilakukan oleh banyak pengunjung karena asap dari pembakaran ikan dan cumi yang tercium hingga ke pantai menggugah selera mereka untuk mengakhiri perjalanannya dengan menyantap ikan bakar.

Beragam jenis ikan yang ditawarkan. Ikan bakar seperti tongkol, baronang, dan cumi hasil tangkapan nelayan setempat tersebut dijual dengan kisaran Rp 15.000 per ekor plus nasi.