Tempat Sang Pujangga Bercengkerama dengan Para Hantu

By , Senin, 21 September 2015 | 10:00 WIB

Yeats, yang terkadang disebut sebagai penyair beraliran romantik terakhir dan penganut aliran modern pertama, acap menampilkan kaum peri dalam puisi-puisinya, tetapi beberapa kali dia menggantikan peri dengan sosok hantu.

Kehijauan liar County Galway yang terbentang tidak banyak berubah sejak masa Yeats, masih ditandai dengan reruntuhan menara zaman pertengahan.

Kehijauan liar County Galway yang terbentang tidak banyak berubah sejak masa Yeats. (Alice Miller)

Ini adalah pemandangan yang terisolasi dan indah, hanya saja kadang-kadang terganggu oleh sederet pembangunan rumah modern yang sama.

Komplek perumahan ini, peninggalan krisis ekonomi 2008, sekarang dikenal sebagai lahan-lahan hantu. Dibangun selama era gelembung properti di Irlandia, sekarang komplek ini telah ditinggalkan.

Secara teratur Yeats datang ke lahan County Galway, Coole Park, untuk tinggal bersama Lady Gregory.

Ketika dia di sana, Yeats berjalan melewati tujuh hutan di Coole, membayangkan cintanya yang kandas kepada Maud Gonne, seorang aktivis, ahli waris dan artis yang menolak lamaran pernikahannya selama berpuluh tahun.

Di sana Yeats juga menuliskan puisinya yang terkenal The Wild Swans at Coole, di mana sang penyair menyaksikan burung-burung “scatter wheeling in great broken rings” dan membayangkan bahwa ketika burung-burung itu tampak tidak berubah, dia tumbuh menjadi tua.

Puisi itu berakhir dengan satu pertanyaan retoris khas Yeats, sebagaimana dia menanyakan ke mana perginya angsa-angsa itu “when I awake some day/ To find they have flown away?”.

Ketika saya mengelilingi tempat yang berjarak sekitar enam kilometer dari cagar alam, lumut menutupi jalanan, tanaman menjalar merambati pepohonan, dan di seberang danau, angsa-angsa masih terbang.

Semua musim panas di Coole menginspirasi sang penyair untuk menemukan rumah yang tidak jauh bagi dirinya sendiri.

Hanya tujuh kilometer ke arah timur laut berdiri menara Yeats, Thoor Ballylee. Di tahun 1917, Yeats mengumpulkan £35 untuk menjadi pemilik satu-satunya benteng Norman.

Bagaimanapun, bahkan setelah bertahun-tahun perbaikan, tempat itu masih tidak memiliki listrik atau pipa di dalam rumah, dan sering kebanjiran.