Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi mengungkap bahwa mumi kuno dari Gurun Atacama di tempat yang sekarang Chili menunjukkan adanya kekerasan yang brutal.
Dalam studi yang dipublikasikan melalui Journal of Anthropological Archaeology yang berjudul Violence Among The First Horticulturists in The Atacama Desert (1000 BCE – 600 CE), tim menganalisis sisa-sisa kerangka pada 194 orang yang hidup antara 1000 SM dan 600 M di Gurun Atacama. Peneliti menemukan orang-orang itu mengalami tanda-tanda atau luka karena kekerasan yang mungkin diakibatkan dari sebuah pertempuran.
“Kemungkinan pertanian yang memiliki lahan terbatas, lonjakan populasi, klaim teritorial, masalah kesehatan dan ketidakadilan sosial dapat memicu ketegangan sosial, konflik dan kekerasan," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.
Sebelum pertanian lepas landas, orang-orang kuno di sepanjang pantai Gurun Atacama menghabiskan sekitar 9.000 tahun untuk berburu dan memancing. Tetapi sekitar 3.000 tahun yang lalu, penduduk gurun mulai bercocok tanam dan memelihara hewan.
"Lahan layak huni di daerah itu benar-benar marjinal," kata James Watson, direktur asosiasi dan kurator bioarchaeology di Arizona State Museum dan profesor antropologi di University of Arizona, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Selain bersaing untuk sumber daya yang terbatas, ada kemungkinan bahwa orang-orang kuno di Gurun Atacama terlibat dalam siklus kekerasan, seperti yang dilakukan keluarga Hatfield dan McCoy, Watson menambahkan.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kekerasan dari era ini, para peneliti studi memeriksa sisa-sisa orang kuno yang sebelumnya ditemukan di enam kuburan di Lembah Azapa Atacama.
“Meskipun lembah ini kecil, itu adalah salah satu yang terkaya dan paling subur di Chili utara," tulis peneliti tersebut.
Halaman berikutnya...