5 Destinasi Wisata Favorit di Kebumen

By , Jumat, 25 September 2015 | 17:00 WIB

Dalam lima tahun terakhir Kebumen tengah mengembangkan diri sebagai destinasi wisata pilihan yang siap bersaing di wilayah Jawa Tengah. Potensi alam yang dimiliki ternyata sungguh beragam dan menjadikan kabupaten ini semakin mantap untuk tampil sebagai dirinya sendiri. Beberapa tempat wisata yang baru-baru ini bermunculan membuktikan bahwa Kebumen kaya akan potensi wisata yang sangat menarik untuk dikembangkan. Kebumen menyajikan rangkaian komplit paket jelajah, setidaknya luangkan waktu dua hari untuk dapat menjelajah alam, kuliner, hingga sejarahnya. Bila Anda berkunjung di Kota Wallet ini, pastikan tidak melewatkan destinasi pilihan berikut:

Alian Butterfly Park

Kupu-Kupu Gajah adalah salah satu jenis kupu-kupu yang dilindungi oleh Alian Butterfly Park (ABP). Sebelum didirikannya ABP kupu-kupu ini dinyatakan hampir puna, namun sekarang jumlahnya terdapat 100 ekor dan masih terus berkembang biak. (Sekar Rarasati)

Meskipun luasnya hanya 900 meter persegi, bangunan peninggalan Belanda pada 1905 ini berhasil disulap menjadi sebuah taman favorit yang disinggahi oleh 18 jenis kupu-kupu. Taman ini menyajikan sensasi keindahan yang nampaknya sulit ditemukan di perkotaan. Sejenak Anda akan terbius oleh aktivitas para kupu-kupu yang berhamburan keluar dari balik bunga. Sejak bulan Juli 2015 lalu taman ini resmi dibuka untuk umum. Cukup membayar biaya Rp 20,000 Anda bisa melihat uniknya proses regenerasi kupu-kupu secara langsung. Termasuk juga menuju penangkaran kupu-kupu yang terletak tak jauh dari taman ini.

Konservasi Hutan Mangrove Pantai Ayah

Kawasan Pantai Ayah seluas 53 hektar ini telah diakui pemerintah daerah sebagai Konservasi Hutan Mangrove sejak tahun 2010. Hingga sekarang, dari seluruh kawasan hijau yang berjumlah tujuh titik, baru empat yang yang berhasil ditanami bakau. (Sekar Rarasati)

Menyusuri hutan mangrove seluas 53 hektar dengan kapal adalah paket wisata yang ditawarkan oleh Komunitas Pecinta Lingkungan PANSELA. Selama 20 menit Anda akan merasakan sensasi menerobos celah antara bakau yang sudah ditanam sejak 10 tahun silam. Selama perjalanan pemandangan yang bisa Anda nikmati adalah lanskap karst Gombong yang mengelilingi Pantai Ayah dan aktivitas para nelayan di siang hari. Setiap perjalanan dihargai senilai Rp 800,000 yang terdiri dari satu kapal dengan kapasitas enam penumpang.

 !break!

Merasakan Kopi Pesisir

Proses produksi kopi di Ambal, Kebumen masih dilakukan secara tradisional. Salah satunya yang dilakukan oleh Yuri Dulloh, petani kopi yang membudidayakan kopi Arabica pesisir. (Sekar Rarasati)

Bila kopi pada umumnya tumbuh dan berbuah di daerah pegunungan, berbeda dengan yang terjadi di pesisir selatan Kebumen. Leburkan imajinasi Anda untuk menikmati kopi seperti di coffee shop pada umumnya. Di Desa Pucangan, Kecamatan Ambal, Anda akan menyeduh kopi langsung dari kebunnya. Di rumah Yuri Dulloh, salah seorang pembudidaya kopi Arabica pinggir pantai ini Anda bisa merasakan keunikan dari lima jenis kopi khas pesisir. Sifat hangat dari pencetus Yuam Roasted ini akan memberikan setiap pengunjung banyak pengalaman, mulai dari menjelajah ragam biji kopi yang terletak di pekarangan rumahnya, hingga menyajikan kopi modern secara tradisional.

Sate Ambal

Mencicipi variasi sate ayam yang jadi kuliner khas Kebumen, Jawa Tengah. (Gloria Samantha/National Geographic Indonesia)

Masih di Kecamatan Ambal, tersedia salah satu hidangan khas Kebumen yang melegenda, yakni Sate Ambal. Silakan mampir ke warung sate pak Tukijan untuk menikmati seporsi sate ayam dengan bumbu yang unik di lidah. Mengapa? Karena tempe yang dibubuhkan dalam bumbu akan mendominasi lidah Anda. Tidak ada kacang, melainkan sensasi kedelai dan rasa manis dari gula jawa serta kecap menjadi ciri khas dari Sate Ambal. Cukup dengan Rp 20,000 maka Anda bisa menikmati satu porsi Sate Ambal ditambah ketupat dan teh hangat.

Roemah Martha Tilaar

Roemah Martha Tilaar yang beralamat di Jalan Sempor Lama No. 28, Desa Wonokriyo, Kecamatan Gombong, Kabupaten Gombong ini diresmikan pada bulan Desember 2014. Kemegahan di tahun 1920 dihadirkan kembali tanpa menyentuh nuansa modern sedikitpun. (Sekar Rarasati)

Rumah peninggalan leluhur dari Martha Tilaar ini menjadi salah satu saksi sejarah Gombong pada kala itu. Bisa disebut bahwa rumah ini menjadi museum pertama yang ada di Gombong, serupa dengan Benteng Van Der Wijk yang menyajikan wisata sejarah. Sembari menikmati kemegahan di tahun 1920, Anda bisa mengunjungi shop gallery untuk membawa produk kecantikan ataupun jamu sebagai buah tangan.