Uji Klinis Terbaru: Halusinogen Dalam 'Jamur Ajaib' Redakan Depresi

By Hanny Nur Fadhilah, Rabu, 1 Desember 2021 | 16:00 WIB
Seorang penjual mengemas jamur psilocybin di pasar ganja pop-up di Los Angeles. (RICHARD VOGEL/AP)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa psilocybin, halusinogen yang ditemukan dalam "jamur ajaib" membantu meringankan gejala pada orang depresi yang sulit diobati.

Penyelenggara uji coba mengumumkan hasil penelitiannya pada Selasa, 9 November 2021. Sebelumnya, awal 2021 ini, sebuah penelitian kecil menunjukkan psilocybin bekerja sebaik escitalopram antidepresan umum (Lexapro) dalam menghilangkan depresi sedang hingga berat, dan penelitian sebelumnya telah mengisyaratkan janji obat tersebut.

Tetapi uji coba baru yang dilakukan oleh perusahaan farmasi Compass Pathways, adalah uji coba psilocybin dengan standar emas terbesar hingga saat ini, sehingga hasilnya bisa lebih berbobot daripada penelitian sebelumnya.

Namun, hasil uji coba belum ditinjau sejawat atau diterbitkan dalam jurnal, jadi tinjauan data lebih lanjut diperlukan. STAT melaporkan uji coba melibatkan 233 peserta dari 10 negara di Amerika Utara dan Eropa.

Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok, yang masing-masing menerima dosis psilocybin berbeda dalam hubungannya dengan dukungan psikologis. Sebuah pernyataan dari Compass Pathways mengatakan semua peserta telah berhenti minum antidepresan sebelum percobaan dimulai.

Dilansir STAT, 79 pasien menerima satu kali dosis 25 miligram obat, 75 menerima dosis 10 miligram dan 79 menerima dosis 1 miligram. Dosis terendah secara efektif berfungsi sebagai plasebo, yang berarti itu berfungsi sebagai titik perbandingan untuk perawatan dosis tinggi. Uji coba ini dilakukan secara double-blinded, artinya baik penyelenggara uji coba maupun peserta tidak mengetahui dosis pengobatan mana yang diberikan kepada setiap pasien.

Halaman berikutnya...

Penyelenggara uji coba menggunakan Montgomery-Asberg Depression Rating Scale (MADRS), ukuran umum depresi klinis, untuk mengevaluasi gejala peserta sebelum perawatan dan kemudian tiga minggu sesudahnya.

Pada minggu ketiga, peringkat orang-orang dalam kelompok dosis 25 miligram telah turun rata-rata 6,6 poin lebih banyak daripada peringkat orang-orang dalam kelompok dosis rendah, para peneliti menemukan. Tetapi peringkat pada kelompok 10 miligram tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok dosis rendah.

Secara keseluruhan, 29,1 persen pasien dalam kelompok dosis 25 miligram telah mengalami remisi pada minggu ketiga, dibandingkan dengan hanya 7,6 persen dari kelompok plasebo. Tiga bulan setelah perawatan, 24,1 persen dari kelompok 25 miligram masih menunjukkan respons berkelanjutan, yang berarti skor MADRS mereka telah turun setidaknya setengah dan tetap rendah dari waktu ke waktu. Sebagai perbandingan, 10,1 persen dari kelompok plasebo menunjukkan respons yang berkelanjutan.

Jamur. (Shutterstock)

Baca Juga: Studi Baru: Lebih Banyak Duduk Memiliki Kaitan dengan Kesehatan Mental

Sementara itu, 12 peserta mengalami peristiwa buruk yang serius, seperti perilaku bunuh diri, melukai diri sendiri secara disengaja, atau ide bunuh diri.

“Gejala semacam ini biasanya terjadi pada mereka yang mengalami depresi yang resistan terhadap pengobatan, dan beberapa insiden perilaku bunuh diri terjadi pada pasien yang pada dasarnya tidak merespons  pengobatan tersebut,” kata Guy Goodwin, kepala Compass Pathways.

Karena jumlah orang yang mengalami efek samping yang serius kecil, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam kejadian efek samping ini di antara ketiga kelompok. Tapi Compass Pathways berencana untuk menilai data secara lebih rinci, untuk melihat apakah ada kemungkinan hubungan antara dosis psilocybin dan kemungkinan ide bunuh diri.

“Secara keseluruhan, hasil uji coba sangat menjanjikan, meskipun kami masih kehilangan banyak data terperinci," ungkap Boris Heifets, ahli saraf dari Universitas Stanford.

Lars Christian Wilde, salah satu pendiri dan presiden Compass Pathways berencana untuk melanjutkan dengan uji klinis tahap akhir psilocybin, kemungkinan menggunakan dosis 25 miligram. Percobaan baru-baru ini disebut percobaan Fase 2B, yang dimaksudkan untuk mengetahui dosis yang tepat. Percobaan berikutnya, Fase 3, akan menguji dosis yang dipilih dalam kelompok yang lebih besar.

Baca Juga: Terapi Tidur Bantu Cegah Depresi Pada Orang Tua Dengan Insomnia