Peneliti Temukan Tikus Hidung Babi di Belantara Sulawesi

By , Selasa, 6 Oktober 2015 | 10:30 WIB

"Di Australia, Hyorhinomys lebih terlihat seperti tikus Bilby, dengan kaki belakang yang besar, telinga besar dan panjang, serta moncong yang panjang dan meruncing," ungkap Kevin.

Ciri itu merupakan salah satu karakteristik tikus pengerat karnivora yang memakan cacing tanah, larva kumbang, dan serangga kecil.

Temuan tikius ini menantang pandangan ilmuwan tentang penyebaran cecurut di Sulawesi saat ini. Sejauh ini, cecurut dibilang hanya menyebar hingga wilayah Sulawesi bagian tengah dan di dataran rendah.

Wilayah Toli-toli sudah terlalu ke utara. "Untuk sampai ke sana, ada barrier yang harus dilewati. Bagaimana cecurut ini sampai ke sana, ini masih pertanyaan," kata Anang.

Sementara itu, cecurut hingga saat ini ditemukan hanya pada ketinggian di bawah 1.500 meter di atas permukaan laut. Tikus hidung babi ditemukan di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut.

Temuan ini menambah daftar tikus-tikus unik di bumi sebelumya. Sebelumnya, diungkap keberadaan tikus ompong (Paucidentomys vermidax) dan tikus air Mamasa (Waiomys mamasae).

Kevin mengungkapkan, "Kami masih kagum kita bisa berjalan ke pelosok hutan di Sulawesi dan menemukan beberapa spesies baru mamalia yang sangat berbeda dari spesies yang telah diketahui, atau bahkan genus sekalipun."

Anang menuturkan, penemuan genus baru yang ketiga dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah bukti nilai penting kawasan hutan dan pegunungan di Pulau Sulawesi. Masih banyak "harta karun terpendam" keanekaragaman yang harus dijaga.

Pentingnya konservasi kewajiban masyarakat Indonesia. Jangan sampai keanekaragaman hayati punah sebelum diungkap dan diketahui manfaatnya.