Uji Klinis Sel Punca akan dilakukan Tahun 2016

By , Selasa, 13 Oktober 2015 | 12:30 WIB

Uji klinis pertama untuk menyuntikkan sel punca dari janin atau fetus kepada bayi yang masih dalam kandungan akan dilakukan Januari 2016. Pengujian tersebut akan dipimpin oleh Karolinska Institute di Swedia dan Great Ormond Street Hostpital di Inggris.

Punca adalah sel-sel yang mampu berubah menjadi berbagai jaringan. Sel-sel punca yang diambil dari kehamilan yang gugur tersebut diharapkan akan mengurangi gejala penyakit tulang rapuh yang tak bisa disembuhkan. Penyakit tulang rapuh, atau biasa dikenal dengan osteogenesis imperfecta, terjadi pada sekitar satu dari setiap 25.000 kelahiran.

Terlahir dengan beberapa patah tulang bisa berakibat fatal bagi bayi. Bahkan mereka yang bertahan hidup mengalami hingga 15 tulang patah dalam setahun, gigi rapuh, gangguan pendengaran, dan masalah pertumbuhan.

Hal ini disebabkan oleh galat dalam DNA—cetak biru kehidupan—bayi yang sedang berkembang: kolagen yang seharusnya menguatkan struktur tulang hilang atau kualitasnya buruk. Untuk menumbuhkan tulang, sel punca yang disuntikkan harus memiliki petunjuk yang tepat.

Mengurangi Tulang Patah

Sebelum melakukan pengujian sel punca, Prof Lyn Chitty dari Great Ormond Street Hospital terlebih dahulu akan melakukan pengujian genetik untuk mencari cacat yang menyebabkan kondisi tulang rapuh.

“Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah terapi sel punca dapat memperbaiki kondisi dan jumlah tulang yang patah di dalam rahim (in-utero),” kata Chitty kepada BBC.

Sel punca yang akan berkembang menjadi tulang rangka, tulang rawan dan otot yang sehat akan disuntikkan langsung ke janin yang terkena cacat tersebut.!break!

Lima belas bayi akan menerima suntikan itu di dalam rahim dan setelah mereka dilahirkan. Lima belas lagi hanya akan mendapatkan perawatan setelah lahir dan jumlah tulang yang patah akan dibandingkan dengan pasien yang tidak diobati.

Dr Cecilia Gotherstrom, dari Karolinska Institute, mengatakan, "Jika kita bisa mengurangi frekuensi tulang yang patah, memperkuat tulang, dan meningkatkan pertumbuhan, ini akan berdampak besar."

Transplantasi sel punca telah terbukti meringankan gejala patah tulang pada anak-anak. Perawatan yang lebih awal ketika tulang sedang berkembang dan tumbuh dengan pesat bisa jadi lebih efektif.

Meski transplantasi stem sel janin dalam rahim sudah dicoba dalam dua kasus osteogenesis imperfecta. Tapi tanpa percobaan klinis yang tepat, mustahil untuk mengetahui seberapa efektif terapi ini.

Pengujian Medis Pertama

"Ini adalah pengujian pertama pada manusia dan, jika berhasil, itu akan membuka jalan bagi pengobatan prenatal lainnya ketika orang tua tidak memiliki pilihan lain," ujar Gotherstrom.

Menurutnya, gangguan otot seperti distrofi otot Duchenne dan kelainan tulang lainnya bisa mendapat manfaat dari terapi tersebut di kemudian hari.                       

Suntikan pertama akan dilakukan pada umur kehamilan 20-34 minggu. Di waktu tersebut, gonad telah terbentuk dan tidak ada risiko sel yang disuntikkan menjadi bagian dari sperma atau telur. Resiko jaringan ditolak oleh sistem kekebalan tubuh seperti yang biasa terjadi dalam transplantasi organ dianggap rendah.

Dr Dusko Ilic, pakar ilmu sel punca di King’s College London mengomentari pengujian itu, “Penyakit tulang rapuh sangat bervariasi dari pasien ke pasien, sehingga sulit untuk membuktikan seberapa efektif perawatan dengan sel punca ini.”

“Meski begitu, kami menyambut baik setiap upaya untuk membantu penderita penyakit yang melumpuhkan dan mengerikan ini,” tambahnya.