Sepuluh Cahaya Aneh dari Langit

By , Kamis, 22 Oktober 2015 | 14:00 WIB
Cahaya gempa bumi, Gunung Kimyo, Jepang. (BBC/Seismological Society of America)

Seperti itulah rasanya berada di tengah-tengah cahaya gempa bumi. Cahaya itu bisa keluar dalam berbagai bentuk, wujud dan warna. Cahaya gempa bumi koseismik, yang terjadi pada saat gempa bumi, merupakan ledakan cahaya yang keluar dari tanah di ruang sebesar beberapa kilometer.

Cahaya ini naik sampai ketinggian 200-300 meter menuju langit malam dalam waktu sepersekian detik, satu disusul yang lainnya. Dalam beberapa tahun belakangan ini, dengan melimpah ruahnya kamera keamanan, didapatkanlah video-video indah cahaya gempa bumi.

"Sejumlah rekaman terbaik ada di Peru," kata Freund.

"Seorang teman di universitas setempat mendapatkan video gempa bumi berkekuatan delapan skala Richter mengguncang selatan Lima. Gelombang guncangan berlomba menerjang, dan ketika gelombang berikutnya datang, ada ledakan."!break!

Bola Petir

Walau sering kali dianggap sebagai mitos saja, bola petir ternyata benar ada.

Tiba-tiba saja bola dari petir yang besarnya sekitar lima meter muncul di hadapan mereka. Bola itu memancarkan sinar putih lalu merah sebelum menghilang.

Ini merupakan pertama kalinya petir bola dipelajari.

Para peneliti mencatat spektrum cahaya yang dikeluarkan bola itu, dan kemudian menganalisisnya untuk mengetahui terbuat dari apakah petir istimewa itu.

Ternyata petir itu berasal dari bumi: yaitu dari tanah. Ketika sambaran petir dari awan ke darat menyerang daratan, sambaran itu dapat menguapkan sejumlah mineral tertentu dalam tanah.

Sejumlah mineral ini mengandung senyawa silikon, dan dalam kondisi yang ekstrem, mereka mengalami reaksi kimia sehingga membentuk filamen silicon. Filamen ini sangat bersifat reaktif, dan terbakar dengan adanya oksigen di udara sehingga menciptakan pijaran warna oranye yang diukur para peneliti.

Kilatan hijau

Sesaat terakhir sebelum matahari tenggelam, cahayanya dapat berubah menjadi hijau terang. Tetapi bukan berarti matahari berubah warnanya: kilatan ini disebabkan fatamorgana.

Kilatan hijau pada saat matahari tenggelam. (BBC/Stephen Donna)

Atmosfir memecah belah sinar putih matahari menjadi berbagai warna berbeda, seperti prisma: warnanya berlekuk lebih banyak merah daripada jingga, dan lebih banyak daripada kuning, dan seterusnya.