Hasil Studi Fosil Manusia Purba, Denisova, Berusia 200.000 Tahun

By Maria Gabrielle, Jumat, 3 Desember 2021 | 09:00 WIB
Salah satu sisa-sisa tulang manusia purba Denisova yang ditemukan. (Katerina Douka)

Nationalgeographic.co.id—Denisova merupakan kerabat dekat manusia modern bersama dengan Neanderthal. Para ahli telah menemukan fosil dari manusia purba ini yang diperkirakan berusia 200.000 tahun, di Gua Denisova, Siberia.

Dilansir dari Science Alert, penemuan ini menjadikannya fosil Denisova tertua yang pernah ditemukan. Para peneliti juga untuk pertama kalinya menemukan artefak batu yang terkait dengan Denisova.

Sebelumnya, spesimen Denisova paling awal diketahui berusia sekitar 122.000 hingga 194.000 tahun. Dalam studi terbaru ini, para ahli meneliti 3.791 sisa tulang dari Gua Denisova. Mereka mencari protein yang mereka tahu adalah manusia purba Denisova berdasarkan penelitian DNA sebelumnya pada garis keturunan yang punah.

Di antara sisa-sisa ini, para ilmuwan mengidentifikasi lima tulang manusia. Empat di antaranya mengandung cukup DNA untuk mengungkapkan identitasnya, satu adalah Neanderthal dan tiga lainnya Denisova. Dari kesamaan genetik, dua fosil ini mungkin berasal dari satu orang atau individu yang berkerabat.

“Kami sangat bersemangat untuk mengidentifikasi tiga tulang manusia Denisova baru di antara lapisan tertua Gua Denisova,” kata Katerina Douka, ilmuwan arkeologi di Universitas Wina, Austria kepada Live Science.

“Kami secara khusus menargetkan lapisan ini di mana tidak ada fosil manusia lain yang ditemukan sebelumnya, dan strategi kami berhasil,” lanjutnya.

Para peneliti sendiri memperkirakan usia fosil hominid ini berdasarkan lapisan bumi tempat mereka ditemukan. Selain tulang belulang, di lapisan ini juga ditemukan banyak artefak batu dan sisa-sisa hewan yang dapat berfungsi sebagai petunjuk arkeologi penting tentang kehidupan dan perilaku orang-orang Denisova.

Studi ini telah dipublikasikan pada laman Nature Ecology & Evolution dengan judul The earliest Denisovans and their cultural adaptation pada tanggal 25 November 2021. Dalam jurnalnya para ahli mengungkapkan kombinasi sidik jari kolagen tulan dan analisis genetik sejauh ini telah melipatgandakan jumlah tulang hominin di Gua Denisova dan telah memperluas pemahaman kita tentang interaksi manusia purba Denisova dan Neanderthal serta ciri khas arkeologisnya.

Lebih lanjut, ini merupakan kali pertama para ahli bisa memastikan kalau hominid Denisova adalah pembuat sisa-sisa arkeologi yang ditemukan. Selain itu, diketahui bahwa manusia purba Denisova yang ditemukan baru-baru ini hidup, menurut penelitian sebelumnya, pada saat iklim hangat dan sebanding dengan hari ini di lokasi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.

Adapun sisa-sisa hewan yang dibantai dan dibakar menunjukkan kemungkinan manusia purba ini memakan rusa, kijang, kudan, bison dan badak berbulu. Katerina Douka dan tim menyimpulkan Katerina Douka beradaptasi dengan baik di lingkungan mereka dan memanfaatkan setiap sumber daya yang tersedia.

Baca Juga: Saat Gunung Toba Meletus, Bagaimana Kondisi Bumi dan Manusia Purba?

Penggalian di Gua Denisova, Siberia. (IAET/Siberian Branch Russian Academy of Sciences)

 

Artefak batu yang ditemukan sebagian besar adalah perkakas pengikis yang mungkin digunakan untuk menangani kulit binatang. Bahan mentah untuk membuat perkakas kemungkinan berasal dari sedimen sungai yang berada tepat di luar gua.

"Titik strategis situs di depan sumber air dan pintu masuk lembah akan menjadi tempat yang bagus untuk berburu," tambah Katerina Douka.

Para peneliti juga mencatat perkakas batu ini tidak memiliki padanan langsung di Asia utara atau tengah. Namun, mereka memiliki beberapa kemiripan dengan barang-barang yang ditemukan di Israel yang berusia antara 250.000 dan 400.000 tahun yang lalu.

Dari studi baru ini didapati bahwa manusia purba Denisova mungkin bukan satu-satunya penghuni gua. Tulang karnivora seperti serigala dan anjing liar menunjukkan bahwa mereka mungkin secara aktif bersaing dengan predator ini untuk memperebutkan mangsa dan mungkin gua itu sendiri.

Baca Juga: Selidik Fosil Rahang Manusia Modern Tertua di Sulawesi Selatan