Nationalgeographic.co.id—Temuan kerangka 27 orang yang meninggal sekitar 10.000 tahun lalu menunjukkan kemungkinan bukti tertua perang manusia.
Hal ini terungkap dalam sebuah studi baru. Para peneliti memaparkan dalam kerangka-kerangka tersebut memiliki bekas trauma benda tumpul dan luka proyektil.
“Ini bukan kuburan, orang tidak sengaja dikubur di sana. Mereka telah jatuh dan ditinggalkan di tempat mereka mati," kata Robert Foley, antropolog dan arkeolog dari University of Cambridge di Inggris seperti dikutip Histecho.
Senjata pembunuhan termasuk proyektil, kemungkinan besar busur dan anak panah, serta tongkat kayu. Para korban termasuk pria, wanita dan anak-anak. Bahkan mereka dibunuh, seorang wanita ditemukan dengan lutut patah, berbaring miring dengan pergelangan tangan di depan, seolah-olah terikat.
Penemuan ini dapat membantu menjawab pertanyaan tentang akar perang dan agresi manusia. Selama ribuan tahun, para pemikir seperti Jean-Jacques Rousseau dan Thomas Hobbes telah memperdebatkan kapan dan bagaimana perang muncul dalam pengalaman manusia.
Beberapa antropolog berpendapat bahwa perang terorganisir tidak muncul sampai masyarakat yang kompleks dengan hierarki politik naik ke tampuk kekuasaan.
Sementara yang lain mengklaim perang muncul setelah revolusi pertanian, ketika individu akhirnya mengumpulkan sumber daya yang cukup, seperti ternak. Dengan perhitungan itu, peperangan yang sebenarnya akan benar-benar asing bagi kelompok pemburu kuno.
Halaman berikutnya...