Pemerintah kota Paris berencana membangun sebuah hotel sementara di tepi Sungai Seine, Paris, Perancis. Hotel itu nantinya akan berada di dalam sebuah roda air dengan kapsul-kapsul kamar yang berputar secara konstan.
Proyek hotel roda air ini merupakan kerjasama pemerintah kota Paris dengan beberapa arsitek dari studio SCAU Architectes. Proyek ini mengingatkan publik pada "London Eye." Perbedaannya ada pada fungsi dan kapsul-kapsul kamar yang berputar dengan kecepatan lambat.
Putaran itu didukung oleh tenaga baterai yang terisi oleh arus sungai dan akan membuat satu putaran lengkap tiap 30 menit sekali. Pemandangan dari 19 kamar hotel roda air tentunya akan terus berganti seiring dengan arah putaran roda air tersebut.
Saat ini, proyek hotel masih dalam tahap pembicaraan dengan pemerintah kota Paris dan Bordeaux. Masalah izin masih menjadi satu hal yang mengganjal pembangunan proyek itu.
"Mereka (pemerintah) tertarik pada proyek ini, namun masih banyak masalah terkait formalitas dan izin, terutama di Paris. Sementara di Bordeaux, pemerintah sangat antusias dan cenderung tidak memberikan hambatan birokrasi yang berarti," kata Maxime Barbier, salah satu arsitek SCAU Architectes.
Seperti halnya Menara Eiffel yang dibongkar setelah Pameran Universal 1889, hotel roda air ini tidak dimaksudkan untuk menjadi struktur permanen.
"Hotel ini nantinya akan terbuat dari kayu dan hanya membutuhkan waktu empat hari untuk merakit dan menyusunnya, sehingga dapat dipindah menggunakan kapal tongkang atau didirikan kembali di sisi lain sungai," ucap Barbier.!break!
Kapal tongkang akan tertambat di samping roda dan berfungsi sebagai bar dan restoran serta tempat para tamu menunggu pod kamar mereka agar bisa turun ke pintu masuk. Hal tersebut mampu menghemat waktu menunggu para tamu untuk keluar dan masuk hingga 30 menit.
Meski hanya berupa kapsul-kapsul, kamar di hotel roda air memiliki beberapa macam fasilitas utama.
"Tiap kamar akan memiliki sebuah toilet dan kamar mandi dengan tangki di bawah lantai untuk mengumpulkan limbah air yang akan dikosongkan oleh pompa tiap paginya. Namun, penggunaan air dibatasi sebanyak 30 liter tiap harinya," jelas Barbier.
Pemerintah kota Paris menyatakan rencana proyek itu kini sedang dipertimbangkan namun mereka belum mengeluarkan izin atas hal tersebut. Terhambatnya izin berkaitan dengan peraturan pemerintah yang melarang sebuah struktur sementara berada di satu situs dalam jangka waktu enam bulan.
Barbier juga mengatakan bahwa pembangunan hotel roda air ini murah dan hanya akan menghabiskan dana beberapa juta euro saja. Selain itu, ide untuk membuatnya di tepi sungai kota-kota besar dan memiliki pemandangan monumen luar biasa macam Menara Eiffel atau Big Ben sangat disukai masyarakat.
Tak hanya itu, proyek hotel roda air ini, tambah Barbier, sejalan dengan program pemerintah kota Paris yang ingin menjadikan tepi Sungai Seine sebagai area pejalan kaki untuk mengurangi polusi dan kemacetan. Kehadiran hotel roda air juga akan membawa lebih banyak aktivitas rekreasi dan budaya di pinggiran sungai.
"Seperti kota-kota besar lainnya di dunia, Paris ingin melakukan reklamasi terhadap sungai dan hotel roda air ini akan mampu menarik perhatian para wisatawan lokal dan mancanegara. Hotel roda air ini menawarkan sebuah cara baru untuk menikmati keindahan kota yang bisa dilihat dari bawah sesuai dengan level sungai atau dari atas selayaknya melihat lewat atap gedung," jelas Barbier.
Untuk memberikan akses mudah pada layanan darurat, ukuran diameter roda hanya 30 meter, seperempat lebih kecil dari "London Eye" tetapi lebih tinggi lima meter dari rata-rata gedung di Paris.
Kapsul-kapsul kamar akan memiliki fasilitas kedap suara dan sistem pencegahan kebakaran menggunakan kabut air seperti teknologi yang ada di kereta Eurostar. Biaya per malam untuk bisa menginap di hotel roda air ini adalah 300 euro atau sekitar Rp 4,5 juta.