Hukuman-Hukuman Mati Paling Menyeramkan di Dunia

By , Sabtu, 30 Juli 2016 | 13:00 WIB

Pada 1964, Parlemen Inggris menghapus hukuman mati. Gwynne Evans dan Peter Allen menjadi dua orang terakhir yang dieksekusi dengan digantung. Wacana penghapusan eksekusi ini sejatinya sudah berhembus ketika Ruth Ellis yang menembak suaminya di luar sebuah pub di London digantung pada 1955.

Di belahan Bumi lainnya, masih ada beberapa negara yang menerapkan hukuman mati hingga hari ini, termasuk Iran, Arab Saudi, juga Indonesia. Terlepas dari itu, hukuman-hukuman mati yang dipraktikkan saat ini masih kalah seram jika dibandingkan dengan hukuman-hukuman mati yang pernah tercatat dalam buku sejarah.

Baca juga: Kelinci-kelinci di Las Vegas Menjadi Korban Pembunuhan Massal

The blood eagle

Matode ini, seperti yang pernah digambarkan oleh History Channel, melibatkan para tahanan yang dibelah punggungnya dengan sebilah pisau, lalu tulang rusuknya dirusak dan dipatahkan menggunakan kapak, terakhir paru-parunya dikeluarkan oleh seorang algoco.

Diinjak gajah

Metode ini pernah populer di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Gajah-gajah itu dilatih untuk membunuh dan menyiksa para tahanan hingga meninggal. Karena dirasa sangat mengerikan, praktik ini dihentikan pada awal abad ke-19.!break!

Digergaji

Hukuman ini diciptakan masyarakat Persia Kuno. Tahanan akan digantung terbalik dan secara harfiah digergaji di bagian tengahnya, tepat di selangkangannya. Kadar menyiksa hukuman ini cukup tinggi, karena memungkinan si tahanan untuk bertahanan hidup lama sebelum benar-benar tewas.

Ditembak meriam

Para paruh kedua abad ke-18, Inggris memraktikkan hukuman ini. Tahanan ditempatkan persis di mulut meriam dan ditempak. Metode ini membuat tubuh si tahanan langsung hancur berantakan.

Lingchi

Praktik barbar, berasal dari Cina, dan dilarang pada awal abad ke-19. Lingchi diterjemahkan sebagai “kematian oleh seribu luka”. Tahanan diikat, dan anggota tubuhnya dipotong satu per satu.