140 Orang Penjaga Taman Nasional Virunga Telah Tewas

By , Rabu, 18 November 2015 | 20:00 WIB

Taman Nasional Virunga, di Republik Demokratik Kongo, adalah taman nasional tertua di Afrika. Selain itu merupakan wilayah dari Afrika yang paling berbahaya.

Pada tanggal 25 Oktober, penjaga taman Jean Claude Kiza Vunabandi tewas dalam menjalankan tugas, untuk menyelamatkan gorila gunung yang terancam punah di desa Mabenga. Ia ditembak dan dibunuh oleh penyerang tak dikenal. Penjaga taman yang berusia 32 tahun itu menjadi korban tewas dalam upaya konservasi salah satu spesies paling terancam.

Setidaknya, sejumlah 140 penjaga telah tewas dalam menjalankan tugas selama 20 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan pula, karena jumlah pemburu bersenjata keliling (yang telah berperang di taman sejak tahun 90an) melebihi jumlah penjaga taman.

Rekan Vunabandi, Salange Kahambu, memahami bahaya dari pekerjaannya.

"Bahaya terbesar adalah kematian," kata Kahambu, yang mulai bekerja sebagai penjaga taman  tahun lalu. Pada waktu itu, dia pernah ditembak oleh sekelompok pemburu.

"Selama patroli kami berhadapan langsung dengan pemburu bersenjata atau kelompok orang bersenjata yang tinggal di hutan," katanya. "Setiap kali ada insiden, selalu ada kematian."

Risiko dan keberhasilan dari pekerjaan mereka baru-baru ini didokumentasikan dan masuk nominasi Oscar  tahun 2014 "Virunga." Dengan tag line film "Konservasi adalah Perang."

"Bahkan jika ada konflik bersenjata yang intens di daerah," kata direktur taman Emmanuel De Merode, yang mengaku jika dirinya telah ditembak dua kali saat bertugas.

"Mereka masih tetap pergi keluar dan melindungi gorila."

Layak Diperjuangkan

Taman dengan luas 3.000 mil persegi adalah salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO dan rumah untuk beberapa hewan langka, yang beberapa di antaranya dianggap pemburu lebih berharga mati daripada hidup.

Salah satu spesies yang paling dilindungi adalah gorila gunung. Terdapat kurang dari 900 gorila gunung di dunia, dan hampir setengah dari mereka hidup di dalam taman.

Di bawah bimbingan De Merode, para penjaga mengambil apa yang mereka sebut "perlindungan ekstrim" pada spesies. Sementara patroli udara memantau  gorila gunung dan gerakan militan, sedang beberapa penjaga menjaga landasan taman.