DNA Gigi Mengungkap Sepupu Misterius Manusia

By , Jumat, 20 November 2015 | 09:00 WIB

Analisis gigi fosil dari Siberia menunjukkan bahwa orang-orang misterius yang dikenal sebagai Denisovans, ditemukan hanya lima tahun yang lalu, bertahan selama puluhan ribu tahun bersama manusia modern dan Neanderthal.

Temuan menggarisbawahi bahwa nenek moyang kita, Homo sapiens, berbagi benua Eurasia dengan populasi seperti manusia lainnya. Selama ratusan ribu tahun, manusia modern hidup berdampingan dengan Neanderthal, saudara spesies hominid  yang punah sekitar 40.000 tahun yang lalu. Denisovan tampaknya telah berbagi beberapa wilayah itu juga.

Studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences, menandai sebuah langkah penting dalam pemahaman para ilmuwan tentang di mana tempat yang cocok untuk meletakkan Denisovans di pohon keluarga manusia.

Pada tahun 2010, tim ahli genetika dan antropolog yang dipimpin oleh Svante Pääbo dari Max Planck Institute  for Evolutionary Anthropology mengumumkan urutan DNA aneh berasal dari tulang jari dan geraham yang ditemukan di gua Denisova terpencil, di Pegunungan Altai, Siberia.!break!

"Ini adalah tempat yang menakjubkan," kata Pääbo.Ia melanjutkan, "Karena ini benar-benar satu-satunya tempat di dunia yang kita tahu dimana tiga kelompok manusia yang berbeda dengan sejarah sangat berbeda hidup."

DNA dari tulang jari dan gigi yang dianalisis sebelumnya menunjukkan bahwa Denisovan meninggalkan jejak mereka pada manusia modern, dengan memberikan kontribusi sekitar lima persen dari genom Melanesia modern yang tinggal di Papua Nugini dan bagian lain di Pasifik.

Sepupu yang hilang

Namun para peneliti masih belum tahu apa-apa tentang hominid ini, selain keberadaan mereka dan bayangan genetik yang mereka wariskan pada manusia saat ini. Siapakah Denisovan? Berapa lama mereka hidup di Pegunungan Altai? Apakah Denisovan benar-benar memiliki gigi besar seperti itu, atau apakah terjadi karena keanehan biologis?

Zoya Gudkova tengah beristirahat saat proses penggalian di Gua Denisova, Pegunungan Altai, Siberia. (Robert Clark/National Geographic)

Untungnya, Gua Denisova dapat memberikan jawaban lebih banyak. Pada tahun 2010, peneliti menemukan gigi kedua, terkubur di belakang gua. Analisis gigi dilakukan oleh Bence Viola, seorang antropolog dari University of Toronto yang telah memerikasa gigi Denisovan yang pertama ditemukan. Awalnya Ia mengira itu adalah gigi beruang gua, karena ukurannya begitu besar, dengan akar yang terentang.

Viola menemukan bahwa dua gigi itu konsisten satu sama lain dan berbeda dari gigi manusia modern maupun Neanderthal. Untuk pertama kalinya, hal itu menjadi bukti kuat yang menunjukkan bahwa gigi besar tersebut merupakan bagian dari paket Denisovan.

“Meskipun sulit untuk mengatakan terlihat seperti apakah gigi besar Denisovan secara keseluruhan, ada sedikit keraguan bahwa gigi yang besar dengan akar besar mungkin akan membutuhkan rahang besar," kata Viola.!break!

Misteri DNA

Hasil penelitian ini juga menggarisbawahi genetika inovatif yang semakin digunakan antropolog untuk menarik kembali tabir waktu.