Sudah Tujuh Turunan, Penduduk Desa Ini Tak Bicara

By , Jumat, 20 November 2015 | 20:00 WIB

Untuk mata pencaharian, mayoritas penduduk di Desa Bengkala, merupakan petani miskin yang hanya menanam pisang, mangga, jambu, mencari rumput gajah, merawat beberapa sapi dan babi serta beberapa ratus ekor ayam.

Di pasar lokal, mereka harus menggunakan timbangan dan gerakan tangan untuk bisa menjual hasil panen mereka.

"Kadang-kadang warga di Desa Tuli menghadapi sedikit kesulitan berkomunikasi. Tapi mereka menyelesaikannya dengan penandatanganan sederhana, kata Kadek Sami, seorang ibu yang memiliki dua anak yang mengalami gangguan pendengaran.

Generasi muda tuli di Bengkala kini mulai menggunakan ponsel pintar untuk berkomunikasi, media sosial, dan bahasa isyarat internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, remaja-remaja tuli telah mendaftar di sekolah asrama tuli terdekat di Jimbaran, dan belajar bahasa Indonesia.