Astronom Deteksi Ledakan Misterius dari Gelombang Radio Sejauh 6 Miliar Tahun Cahaya

By , Rabu, 6 Juli 2016 | 17:00 WIB

Para astronom mendeteksi ledakan radio sejauh 6 miliar tahun cahaya, salah satu dari dua lusin peristiwa yang ditemukan dalam sepuluh tahun terakhir. Pada peristiwa kali ini terdapat petunjuk tentang sumbernya.

Fast Radio Bursts (FRBs) - semburan misterius energi dari ruang angkasa yang muncul sebagai kilatan pendek gelombang radio pada teleskop di Bumi - telah membuat bingung para astronom sejak mereka pertama kali melaporkannya hampir satu dekade lalu. Sementara itu hanya 16 kali peristiwa yang pernah tercatat, para astronom percaya mungkin ada ribuan FRBs terjadi dalam sehari.

Sebuah kelompok astronom internasional meneliti lebih dari 650 jam data dari Green Bank Telescope (GBT) NRAO. Mereka menemukan catatan paling rinci dari FRBs yang yang pernah terjadi.

Kelompok yang dipimpin oleh Dr Kiyoshi Masui dari Universitas British Columbia, menganalisis hampir 40 terabyte data GBT dan mengidentifikasi lebih dari 6.000 bakal FRB.

Mereka kemudian menganalisis data dari masing-masing sinyal, menyaring sampai hanya satu bakal FRB tetap (dijuluki FRB 110.523).

"Tersembunyi dalam sebuah dataset yang sangat besar, kami menemukan sinyal sangat aneh yang cocok sebagai ciri FRB, tetapi dengan unsur tambahan membuat kami seperti belum pernah lihat sebelumnya," kata anggota tim, Dr Jeffrey Peterson dari Carnegie Mellon University .

Menurut para astronom, FRB 110.523 berasal dari sekitar enam miliar tahun cahaya di dalam wilayah ruang angkasa yang tinggi akan magnet, mungkin terhubung ke suatu supernova atau suatu interior pembentuk bintang nebula aktif.

Mereka menemukan bahwa FRB ini menunjukkan rotasi Faraday, sebuah gelombang radio memutar seperti pembuka botol dengan melewati medan magnet yang kuat.

Analisis tambahan mengungkapkan bahwa gelombang radio itu juga melewati dua wilayah berbeda yang terionisasi gas (disebut layar) dalam perjalanan ke Bumi.

"Kami sekarang tahu bahwa energi dari FRB melewati sesuatu yang padat, wilayah magnet tak lama setelah terbentuk," kata Dr Masui.

"Ini secara signifikan mempersempit lingkungan sumber dan jenis aktivitas yang memicu ledakan," Tambahnya.

Menggunakan interaksi antara dua layar, tim astronom mampu menentukan lokasi relatif mereka. Layar terkuat sangat dekat dengan sumber ledakan itu (hampir 100.000 tahun cahaya) bertempat di dalam sumber galaksi.

Para astronom mencata, hanya dua hal yang bisa meninggalkan jejak pada sinyal,yaitu nebula padat terkait dengan sumber, atau lokasi dalam wilayah tengah galaksi induknya.