Krastoelang, Tanaman Obat dari Pasar Tradisional Cirebon yang Mendunia

By Galih Pranata, Rabu, 15 Desember 2021 | 10:00 WIB
Kondisi pasar tradisional di Cirebon awal abad ke-20. (Wakker, H./ DLC/ Pinterest)

Nationalgeographic.co.idCarl Ludwig Blume menulis laporan dalam Bijdragen tot de flora van Nederlandsch Indië, di tahun 1825, menyebutkan tentang fenomena ramainya pasar tradisional di Cirebon.

Ia merupakan botaniwan Jerman-Belanda. Kadang-kadang namanya ditulis dengan versi Belanda, yaitu Karel Lodewijk Blume. Ia menyebut kondisi yang ia jumpai saat melintasi sebuah pasar tradisional di Cirebon. "Blume mencatat tentang temuannya, bahwa penduduk lokal telah banyak menggunakan tanaman herbal sebagai bagian dari pengobatan (tardisional) sejak awal abad ke-19," tulis Megawati, Mutiara Khaerun Nisa, dan Muhammad Arsyad.

Mereka menulis buku berjudul Aneka Tanaman Berkhasiat Obat yang diterbitkan oleh Guepedia pada tahun 2021. Diduga adanya tanaman yang mereka sebut dengan tanaman Krastoelang. "Tumbuhan yang dimaksud adalah krastoelang (chloranthus officinalis)—tumbuhan liar yang menurutnya banyak ditemui di pulau Jawa," tambahnya. Masyarakat berdatangan untuk membeli tanaman tersebut.

Laporan Blume tersebut lantas sampai hingga ke pemerintah kolonial. Blume yang juga merupakan pejabat Dinas Kesehatan Hindia-Belanda, telah menulis kepada Residen Cheribon (sekarang Cirebon).

Blume yang saat itu merangkap sebagai Direktur Kebun Raya Bogor (menggantikan Caspar Rainwardt), telah melakukan kajian mendalam terhadap jenis-jenis tumbuhan di Nusantara, serta kegunaannya sebagai pengobatan herbal yang diyakini oleh penduduk lokal.

Krastoelang telah lama diedarkan di pasar-pasar tradisional di Cirebon. Masyarakat telah meyakini beragam khasiat yang didapat dari tanaman Krastoelang itu sendiri. Penjualannya telah masih bahkan jauh sebelum abad ke-19, saat Blume pertama kali menemukannya.