Selidik Faktor-Faktor Penyebab Sebagian Orang Sulit Merasa Bahagia

By Utomo Priyambodo, Kamis, 9 Desember 2021 | 10:00 WIB
Seorang anak yang tidak bahagia. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Menurut sebuah artikel berpengaruh yang diterbitkan dalam jurnal Review of General Psychology pada tahun 2005, 50 persen kebahagiaan orang-orang ditentukan oleh gen mereka, 10 persen tergantung pada keadaan mereka, dan 40 persen oleh "aktivitas yang disengaja". Aktivitas yang disengaja ini maksudnya adalah apakah Anda bersikap positif atau tidak.

Jolanta Burke, dosen psikologi dari RCSI University of Medicine and Health Sciences, mengatakan bahwa kue kebahagiaan ini dikritik secara luas karena didasarkan pada asumsi tentang genetika yang telah didiskreditkan. Hal itu disampaikan Burke dalam pemaparannya di sebuah artikel di The Conversation.

"Selama beberapa dekade, para peneliti genetika perilaku melakukan penelitian dengan banyak anak kembar dan menetapkan bahwa antara 40 persen dan 50 persen varian dalam kebahagiaan mereka ditentukan oleh genetika," tulis Burke. Itulah sebabnya persentase faktor genetik ini muncul dalam kue kebahagiaan.

Para ahli genetika perilaku menggunakan teknik statistik untuk memperkirakan komponen genetik dan lingkungan berdasarkan hubungan keluarga orang-orang. Oleh karena itu, mereka menggunakan banyak anak kembar dalam studi mereka.

"Namun angka-angka ini mengasumsikan bahwa para kembar identik dan kembar fraternal itu mengalami lingkungan yang sama ketika tumbuh bersama," kata Burke. Ini adalah sebuah asumsi yang sesungguhnya tidak kuat, tampak tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan fakta.

Menanggapi kritik atas makalah mereka yang terbit pada atahun 2005, para peneliti yang sama kemudian menulis makalah lain pada tahun 2019 yang memperkenalkan pendekatan yang lebih bernuansa tentang efek gen pada kebahagiaan. Mereka memaparkan interaksi antara genetika kita dan lingkungan kita.