Dia meyakini bahwa Zion akan menjadi kandidat yang sempurna karena dia telah mengonsumsi obat-obatan untuk transplantasi ginjal yang dia terima dari ibunya. Obat-obatan tersebut dapat membantu tubuhnya menerima transplantasi tangan tanpa ada penolakan.!break!
Karena Zion masih anak-anak, membuat proses operasi lebih rumit karena ahli bedah harus memasukkan pembuluh darah, lalu tulang, saraf, otot dan kulit, mengingat ia harus tumbuh dengan tangan proporsional yang sesuai dengan umurnya.
Ia harus menjalani beberapa bulan untuk rehabilitasi, namun sejauh ini bocah tersebut bisa menahan buku, menggaruk wajahnya dan berjabat tangan dengan orang lain - aktivitas sederhana yang mungkin kurang kita syukuri.
4. Wajah utuhPada bulan September 2001, petugas pemadam kebakaran Pat Hardison (41), mendapat panggilan darurat ada kebakaran di kampung halamannya di sebuah kota kecil di Amerika Serikat.
Setelah Hardison dan timnya masuk ke dalam rumah yang terbakar, langit-langit rumah runtuh ke arahnya. Topeng yang dipakainya untuk melindungi wajah dari panas meleleh di wajahnya.
Bahkan setelah 63 hari di rumah sakit melakukan pemulihan, ayah tiga anak itu kehilangan seluruh wajahnya, kulit kepala, telinga, kelopak mata, hidung dan bibir. Sekitar 70 operasi yang dilakukan selama 10 tahun tidak dapat memulihkan wajahnya.
Pada bulan Juli 2015, dokter bedah rekonstruktif Hardison yang baru, Dr Eduardo Rodriguez menemukan donor yang cocok untuk warna kulitnya, warna rambut dan tipe darahnya.
Bulan berikutnya Hardison menjalani operasi selama 26 jam, menjadikannya pasien pertama yang melakukan transplantasi wajah utuh dan memberinya kepercayaan diri untuk masuk kembali ke masyarakat umum. Dia diharapkan untuk mendapatkan kembali kontrol otot wajahnya secara utuh dan bisa berpidato setahun setelah operasi itu.!break!
5. Jantung kecil buatanPada bulan Maret 2015, Nemah Kahala, seorang wanita berusia 44 tahun dan ibu dari lima anak menjadi pasien transplantasi jantung kecil yang pertama.
Setelah menderita penyakit otot jantung restriktif, Kahala setuju melakukan sebuah operasi cangkok eksperimental darurat karena selama ini hidupnya ditopang oleh alat-alat agar jantungnya berfungsi.
Dokter memberinya aliran darah yang membantu organ-organ tubuhnya untuk memulihkan dan menstabilkan kondisinya sambil menunggu proses transplantasi.
Satu minggu kemudian dia telah mendapat donor yang cocok dan mampu menggantikan jantung buatan yang terus dia jaga selama hidupnya untuk menerima jantung manusia.