Buaya Menjadi Hewan Ditakuti dan Dipuja di Mesir Kuno, Apa Alasannya?

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 13 Desember 2021 | 08:00 WIB
Ilustrasi mata buaya, salah satu hewan yang dipuja dan ditakuti di Mesir Kuno (unsplash.com/ Samuel Scrimshaw)

Nationalgeographic.co.id—Buaya adalah reptil besar yang merupakan ancaman bagi mereka yang tinggal di tepi Sungai Nil, adalah objek ketakutan dan pengabdian orang Mesir kuno.

Di dalam fauna berpenduduk Sungai Nil, buaya selalu menjadi salah satu kehadiran yang paling khas dan mengganggu. Berukuran hingga dua puluh kaki panjangnya, rahangnya yang kuat dan perisai bersisik mewakili ancaman konstan dan menyakitkan bagi orang Mesir kuno, yang terbiasa berlayar dan memancing di perahu papirus yang rapuh.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa hewan yang menakutkan ini menempati tempat yang menonjol dalam budaya Firaun.

Identik dengan bahaya

Relief Mastaba Mereruka, di Saqqara. Dinasti VI. Seekor buaya bersiap untuk melahap bayi kuda nil yang akan segera lahir. (Bridgeman/ACI via Historical Eve)

Bagi orang Mesir kuno, buaya identik dengan bahaya. Beberapa tanda tulisan hieroglif menunjukkan saurian dengan satu atau lebih pisau tertancap di tubuhnya.

Selain itu, beberapa istilah ditulis dengan partikel berbentuk buaya untuk mengekspresikan konsep yang terkait dengan ‘agresivitas’ dan ‘keserakahan’.

Reptil yang bersembunyi itu menjadi ancaman bagi semua orang yang mendekati pantai Sungai Nil, dimulai dengan hewan-hewan lain. Dalam sebuah papirus Kerajaan Baru dicatat beberapa mantra yang diperlukan untuk melindungi kuda-kuda yang menyeberangi sungai.