Nationalgeographic.co.id—Anda pasti mengenal karakter Pikachu (Pokémon), tapi apa jadinya jika hidup di kehidupan nyata? Pika (Ochotona iliensis), seringkali disebut Pikachu di dunia nyata.
Pika adalah sekelompok mamalia kecil yang ditemukan di Amerika Utara dan Asia. Mereka sering dikaitkan dengan Pikachu yang memiliki nama yang mirip. Meskipun kita tahu, desain asli Pikachu sebenarnya terinspirasi oleh tupai.
Untuk bertahan hidup di musim dingin, Pika memiliki strategi yang nampak tak terduga bagi manusia. Ya, Pika memakan kotoran agar memperlambat metabolisme mereka. Di dataran Tinggi Qinghai-Tibet, tempat mereka tinggal, di mana suhu turun hingga minus 30 derajat Celcius.
“Hewan mengadopsi segala macam strategi tak terduga untuk bertahan hidup,” ujar penulis utama studi, John Speakman, seorang profesor biologi di Universitas Aberdeen di Skotlandia dan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.
Dilaporkan Live Science sebelumnya, banyak hewan termasuk kelinci hingga pika memakan kotorannya sendiri. "Makan kotoran seperti itu, atau coprophagy, dapat membantu hewan menyerap nutrisi yang awalnya tidak dapat dicerna dari makanan mereka. Tapi, jika memakan kotoran spesies lain relatif jarang," kata Speakman.
Pika dataran tinggi (Ochotona curzoniae) hidup di padang rumput dataran tinggi hingga sekitar 5.000 meter di atas permukaan laut. Hewan menggemaskan ini tidak berhibernasi atau bermigrasi ke iklim yang lebih hangat selama musim dingin. Jadi bagaimana mereka bertahan hidup di bulan-bulan dingin?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Speakman dan rekan-rekan peneliti lain mencoba memantau pika dataran tinggi selama 13 tahun menggunakan berbagai teknik seperti merekam kegiatan mereka dan menanamkan perangkat pencatat suhu ke dalam hewan. Temuan ini kemudian dipublikasikan pada 19 Juli 2021 di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Baca Juga: Tidak Seperti di Eropa, Mengapa Kelinci Benua Amerika Tidak Dijinakan?
Untuk menghemat energi, pika menurunkan suhu tubuhnya dan membatasi aktivitas fisik seperti mencari makan. Di beberapa lokasi penelitian, pika juga memakan kotoran yak domestik (Bos grunniens), sebuah fenomena yang terekam oleh tim dalam film.
Yak berlimpah di beberapa bagian dataran tinggi dan kotorannya cenderung mudah dicerna oleh pika, karena sudah melewati sistem pencernaan yak. Menurut penelitian, mengunyah kotoran yak dapat membantu pika menghabiskan lebih sedikit energi daripada mencari sumber makanan lain. Kotoran juga mungkin mengandung nutrisi dan air yang langka, yang juga bermanfaat bagi pika.