Dunia Bawah Tanah Juga Memiliki Atlas. Seperti Inilah Wujudnya.

By , Kamis, 26 Oktober 2017 | 18:45 WIB

Lasciate ogni speranza, voi ch’entrate, itulah tulisan di pintu gerbang ke Inferno (api yang menyala). Siapapun yang masuk ke sini, tinggalkanlah semua harapan, atau cara halus untuk mengatakan “Selamat Datang di Neraka.”

Inferno adalah bagian pertama dari puisi-puisi terkenal karya Dante Aleghieri dari abad ke-14 dalam kumpulan epik Divine Comedy. DI sini digambarkan dunia bawah tanah yang ternyata adalah neraka yang dipenuhi dengan kengerian luar biasa.

Tentu saja itu adalah fiksi. Meski begitu, ada dunia bawah yang nyata, dan para ilmuwan sedang mengerjakan peta komprehensif tentang itu.

(Baca juga: Peneliti Kembangkan Atlas Global Polusi Cahaya)

Bumi juga adalah rumah bagi dunia yang terkubur, jauh di bawah permukaannya (underworld). Dunia bawah tanah ini terbuat dari lempeng-lempeng tektonik mati, yang dulunya adalah permukaan Planet Bumi, dan seiring waktu terdorong ke bawah secara terus menerus hingga ke inti.

!break!

Dunia tersembunyi inilah yang sedang dipetakan oleh para ilmuwan, yang kini disebut sebagai “Atlas Dunia Bawah Tanah” sebagaimana dipublikasikan dalam Jurnal Tectnophysics, edisi 18 Oktober 2017.

Gambaran Atlas of the Underworld. (Atlas of the Underworld.org)

Lempeng-lempeng tektonik (yang sering disebut slab), ‘mengambang’ di atas lapisan inti bumi, dan bergerak secara bebas. Namun, pergerakan-pergerakan slab yang disebabkan oleh gempa bumi, pergeseran benua, dan kejadian-kejadian lain -sebuah proses yang disebut subduksi- bisa mengakibatkan satu lempeng meluncur dan menyelip di bawah lempeng lain, dan mendorongnya ke lapisan inti bumi. Beberapa dari lempeng tektonik ini turun jauh ke bawah hingga 2.900 km di bawah permukaan bumi.

Ilmuwan-ilmuwan Belanda; Douwe van der Meer, Douwe van Hinsbergen, dan Wim Spakman dari Utrecht University, sebagaimana dikutip dari Ars Technica, telah memetakan 94 lempeng tektonik purba di lapisan inti. Lalu, menghubungkannya dengan kejadian-kejadian geologis saat lempeng-lempeng tersebut masih di permukaan bumi ratusan juta tahun lalu.

(Baca juga: Apakah Globe Tertua Ini Terkait dengan Leonardo da Vinci?)

!break!

Sementara beberapa lempeng di bawah subduksi sekitar 300 juta tahun yang lalu, terlacak pada patahan-patahan aktif seperti yang ada di sepanjang pantai barat Amerika Serikat.