Singkap Jalinan Hubungan Amangkurat I dan Kompeni di Japara 1663

By Galih Pranata, Jumat, 10 Desember 2021 | 18:00 WIB
Lukisan pemandangan di kota pelabuhan Japara sekitar 1600-an. Hubungan kerjasama Sunan Amangkurat I dengan VOC, memberikan ketenangan dalam Keraton sepanjang 1663-1664. (KITLV)

Nationalgeographic.co.id—Pada permulaan 1661, tepatnya 24 Juli 1661, seorang bernama Patra dari Demak menggunakan konting, menyampaikan kabar tentang dibukanya kembali loji-loji perdagangan yang sempat tutup sekian lama.

Masa-masa sebelumnya, loji-loji di kota pelabuhan telah ditutup oleh para penguasa pesisir. Berita ini lantas terdengar hingga para kompeni, menganggap berita yang cukup penting dan serius.

Para kompeni Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) kemudian membuat laporan khusus ke Kerajaan Belanda di Amsterdam pada 29 Juli 1661.

Penutupan loji agaknya membuat penurunan drastis dalam sisi perekonomian kota-kota pelabuhan, utamanya di pesisir Jawa. Kekuasaan besar Sunan di Jawa, berada dalam kendali Sunan Mangkurat atau Amangkurat I, seorang sunan dari Mataram (Islam). 

H.J. De Graaf dalam bukunya berjudul Disintegrasi Mataram di bawah Mangkurat I, diterjemahkan oleh Pustaka Grafitipers pada tahun 1987. Ia menyebut tentang upaya pembukaan kembali loji di Kota Jepara yang dapat menggairahkan perekonomian pelabuhan, khususnya menarik para kompeni bermukim lagi disana.

"Dengan demikian (dibukanya kembali loji-loji di kota pelabuhan), penguasa pesisir (termasuk Sunan) rupanya telah mempersiapkan terjalinnya kembali hubungan baik (dengan VOC), yang juga akan memberi keuntungan bagi dirinya sendiri (termasuk Sunan dan Mataram)," tulis De Graaf.