Kenali Penyebab dan Gejala Kematian Jantung Mendadak pada Usia Muda

By , Rabu, 20 Januari 2016 | 11:00 WIB

Putra kandung Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Panji Hilmansyah (31), dikabarkan meninggal dunia di Florida, Amerika Serikat.

Panji yang sedang menyelesaikan pendidikan pilot di Amerika Serikat meninggal dunia dalam tidur. Dikabarkan, karena penyakit jantung. Padahal, usianya masih terbilang muda.

Kematian jantung mendadak atau sudden cardiac death (SCD) pada usia muda bisa terjadi, tapi sebenarnya mereka yang berisiko dapat melakukan pencegahan dengan mengetahui faktor risiko, penyebab, dan melakukan perawatan.

Kematian mendadak pada orang berusia di bawah 35 tahun, sering kali disebabkan karena adanya cacat jantung tersembunyi atau kelainan jantung yang diabaikan. Kematian mendadak ini lebih sering terjadi saat sedang melakukan aktivitas fisik, seperti saat berolahraga.

Apa yang menyebabkan kematian jantung mendadak pada orang usia muda?

Penyebab kematian jantung mendadak sangat bervariasi, sekitar dua per tiga diantaranya disebabkan karena kelainan jantung. Ada banyak alasan yang menyebabkan jantung berdetak di luar kendali. Irama jantung yang abnormal ini disebut dengan fibrilasi ventrikel.

Berikut ini adalah beberapa penyebab spesifik kematian jantung mendadak pada orang usia muda:

1. Hypertrophic cardiomyopathy (HCM). Ini adalah penyakit di mana muncul penebalan abnormal otot jantung (miokardium), sehingga sulit bagi jantung untuk memompa darah.

Meski bisanya tidak berakibat fatal pada kebanyakan orang, tapi ini menjadi penyebab paling umum kematian mendadak yang berkaitan dnegan jantung pada orang berusia di bawah 30 tahun.

Ini juga umum menjadi penyebab kematian jantung mendadak pada atlet. HCM memang seringkali tidak terdeteksi.

2. Kelainan arteri koroner. Ini adalah kelainan bawaan, di mana seseorang dilahirkan dengan arteri jantung (arteri koroner) yang tidak normal. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah menuju ke jantung.

3. Long QT syndrom. Ini adalah kondisi peradangan jantung yang disebut miokarditis akut, di mana adanya gangguan irama jantung bawaan yang dapat menyebabkan detak jantung kacau.

Dentak jantung yang kacau disebabkan oleh adanya perubahan bagian di dalam jantung yang menyebabkan jantung berdetak dan membuat pingsan, bahkan mengancam jiwa.

Penyebab lainnya adalah radang otot jantung yang bisa disebabkan oleh virus dan penyakit lain.

Dalam beberapa kasus, irama jantung mungkin sangat tidak menentu sehingga menyebabkan kematian jantung mendadak. Orang-orang dengan long QT syndrome memiliki risiko kematian mendadak yang lebih tinggi.!break!

Apa saja gejala yang menunjukkan bahwa seseorang berisiko mengalami kematian jantung mendadak?

Ada banyak kematian yang disebabkan oleh hal ini terjadi tanpa peringatan, tapi ada beberapa gejala yang bisa diperhatikan:

- Pingsan tanpa sebab. Tiba-tiba pingsan tanpa sebab saat sedang melakukan aktivitas fisik, bisa menjadi tanda adanya masalah dengan jantung.

- Adanya riwayat keluarga kematian jantung mendadak. Tanda lain yang harus diperhatikan adalah jika ada anggota keluarga meninggal mendadak sebelum usia 50 tahun. Ini memang bukan gejala fisik, tetapi penting diperhatikan. Akan lebih baik, jika Anda berkonsultasi pada dokter untuk melakukan skrining.

- Sesak napas atau nyeri dada juga bisa menjadi tanda bahwa Anda berisiko mengalami kematian jantung mendadak, tetapi bukan tidak mungkin ini merupakan gejala penyakit lainnya, seperti asthma.

Bisakah kematian jantung mendadak dicegah?

Ada kalanya ini bisa dicegah. Jika Anda termasuk berisiko tinggi mengalami kematian jantung mendadak, dokter Anda biasanya akan menyarankan Anda untuk menghindari olahraga yang bersifat kompetisi. Selain itu, tergantung juga dari kondisi Anda, perawatan medis atau bahkan pembedahan bisa direkomendasikan oleh dokter untuk menurunkan risiko kematian mendadak.

Pilihan lainnya, bagi Anda yang menderita HCM bisa dilakukan pemasangan alat implantable cardioverter-defibrillator (ICD) untuk memonitor detak jantung. Jika aritmia yang mengancam jiwa terjadi, secara otomatis alat akan memberikan sengatan listrik untuk mengembalikan detak jantung ke irama normal.

Haruskah menghindari aktivitas fisik di usia muda jika memiliki kelainan jantung?

Jika Anda berisiko mengalami kematian jantung mendadak, konsultasikan pada dokter setiap aktivitas fisik yang dilakukan. Penting untuk mengetahui sebatas mana Anda bisa berolahraga, jenis olahraga apa yang tepat untuk kondisi kesehatan Anda, dan sebagainya. Namun juga tak berarti Anda harus menghindari semua aktivitas fisik dan hanya berdiam diri.