- Anak-anak, orang tua dan para peneliti yang tidak berkepentingan tidak tahu anak mana diberi pola makan seperti apa (metode ini disebut double blind study, untuk menghindari bias terhadap hasil penelitian).
Analisa dari semua studi tersebut diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, 22 November 1995. Para peneliti berkesimpulan, gula dalam pola makan tidak memengaruhi perilaku anak-anak. Namun, para penulis studi juga tidak mengesampingkan, ada sedikit efek yang ditimbulkan oleh gula pada sejumlah kecil anak-anak.
!break!Harapan bisa memengaruhi persepsi
Meski hasil penelitian di atas telah disebarluaskan, masih banyak orangtua tetap percaya bahwa gula memang membuat anak mereka menjadi hiperaktif. Beberapa peneliti mengatakan, hal ini mungkin disebabkan oleh persepsi yang telah ada di dalam otak orangtua, memengaruhi bagaimana Anda menafsirkan apa yang Anda lihat.
Sebuah studi yang diterbitkan pada Agustus 1994 oleh Journal of Abnormal Child Psychology menunjukkan, bahwa orangtua yang percaya perilaku anak dipengaruhi oleh gula, lebih mungkin untuk melihat anak-anak mereka menjadi hiperaktif, ketika mereka telah dituntun untuk percaya anak itu baru saja mengonsumsi minuman manis.
Sebagai orangtua, pengamatan Anda terhadap anak, sangatlah penting. Keprihatinan apapun yang Anda miliki yang menyangkut pola makan anak, harus dieksplorasi dengan hati-hati dan didiskusikan dengan dokter anak. Ada banyak faktor yang memengaruhi timbulnya hiperaktif pada anak-anak, di antaranya adalah:
- Perangai
- Gangguan emosi
- Gangguan belajar (seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
- Masalah tidur
Masih tidak yakin?
Jika setelah mengetahui hal ini, Anda masih melihat bahwa gula adalah penyebab anak menjadi hiperaktif, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter.
Pendekatan yang ekstrim, seperti menghilangkan seluruh makanan yang Anda anggap musuh, bisa saja menyebabkan efek negatif yang lebih besar ketimbang manfaat yang Anda harapkan.
Setelah memeriksa fisik anak secara lengkap dan mempelajari riwayat kesehatannya, mungkin dokter anak akan merujuk Anda untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau ahli alergi atau mungkin juga psikolog anak, untuk mendapat gambaran menyeluruh mengenai apa penyebab anak Anda menjadi terlalu semangat beraktivitas.