Rasa Unik dari Masakan Tradisional Dubai

By , Selasa, 26 Januari 2016 | 14:00 WIB

"Ungkapan dari makanan lokal milik Dubai memiliki arti yang benar-benar hanya bisa dipahami oleh para masyarakat Dubai itu sendiri," kata Greenwood, Direktur dari acara Dubai Food Festival. "Sebagai kota dengan penghuni lebih dari 200 kebangsaan, hidangan lokal di wilayah in adalah merupakan wujud dari rasa yang mendunia. Dari Peru ke Prancis, Korea ke Vietnam, Kita dapat mencicipi makanan di seluruh dunia hanya melalui satu kota kecil ini "

Namun, dengan keragaman rasa yang dapat kita temui di Dubai, ada beberapa makanan dari kota ini yang benar-benar mewakili rasa dari Uni Emirates Arab sendiri. Turis dan para pendatang tidak banyak yang menunjukkan minat dalam masakan tersbut, dan hanya para masyarakat Emirat yang benar-benar menikmati makanan tradisional mereka dirumah.

"Meskipun para turis mungkin tidak terlihat ingin mencobanya, namun makanan tradisional ini sangat penting di rumah-rumah para penduduk khususnya untuk merayakan sesuatu peristiwa penting," kata Nasif Kayed, managing director of the Sheiikh Mohammed Centre for Cultural Understanding (SMCCU). "Hidangan lokal kami diturunkan dari generasi ke generasi, khususnya selama bulan Ramadhan, kalian bisa melihat dapur di rumah-rumah penduduk sedang sibuk menyiapkan makanan favorit."

Namun, hari ini, terima kasih kepada para wisatawan yang penasaran untuk mencicipi sepotong tradisi, saat ini sudah tumbuh keinginan dalam masakan tradisional masyarakat Dubai. Akibatnya, makanan-makanan khas penduduk Emirat perlahan-lahan mulai muncul keluar dari dapur pribadi mereka dan mulai memasuki ruang publik .

Arva Ahmed, pemimpin sebuah restoran wisata di sekitar Old Dubai bersama adiknya Farida, mengakui bahwa untuk tumbuh di Dubai, kesadaran terhadap makanan lokal Emirates tidak ada.

"Sudah dalam beberapa tahun belakang ini, sudah ada gerakan nyata untuk membawa itu (masakan tradisional) ke mata publik," jelasnya.Pada SMCCU para pengunjung akan disambur dengan makanan tradisional yang segar dan lembut seperti Saffron pancake pada saat sarapan hingga daging domba panggang dan nasi pada saat sore hari, dan semua hal tersebut datang dari para relawan UEA yang bersedia bercerita tentang semua hal yang memiliki kaitan dengan UEA, mulai dari makanan hingga pakaian tradisional mereka.

Dan menurut Greenwood, saat ini mengakui bahwa restoran internasional kota mulai mengakui adanya nilai yang berharga dari rasa lokal

"Restoran mengkhususkan diri dalam masakan tradisional Emirati yang saat ini termasuk dengan Seven sand, restoran lokal seperti Al Fanar dan banyak kafe kecil yang menyajikan secangkir kopi susu unta dan khameer (sebuah roti tipis yang ditaburi oleh biji wijen), seperti Mama Tani, dan Klayya Bakery" saran Greenwood.

Namun kira-kira apa sebenarnya yang membuat para pengunjung penasaran dengan masakan tradisional Dubai ?Belawanan dengan kepercayaan populer, masakan Dubai memiliki identitas unik yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masakan Lebanese hummus atau kebab Turki.

"Sejak banyak restoran yang mengiklankan hanya masakan timur tengah saja, kadang masakan khas UAE menjadi sulit untuk dibedakan," kata Khadar Puthabba, seorang chef di Barjeel Heritage Guest House.

Faktanya, makanan tradisional Emirat merupakan makanan yang menyehatkan dan hangat. Hal ini mencakup waktu pemasakkan yang lama, dibumbui secara halus, dann daging panggang dan ikan, nasi yang wangi, kue-kue gurih, salad zesty sayuran serta kacang-kacangan.

!break!

Barjeel adalah salah satu hotel yang menawarkan budaya Emirat yang otentik, dan tangan dari Chef Puthabba adalah kunci dari rasa yang kaya dari warisan kuliner bangsa. Selama berabad-abad sebelum negara-negara ini bersatu menjadi Uni Emirat Arab, padang pasir merupakan tempat bagi para suku untuk mengembara serta mengandalkan hewan seperti ayam dan kambing sebagai daging mereka. Unta menyediakan susu, dan beberapa rempah-rempah dan sayuran diperoleh melalui perdagangan.

Sepanjang pantai, nelayan, penyelam mutiara dan pedagang bergantung pada makanan laut, yang dilengkapi pula dengan bumbu-bumbu dan rempah-rempah seperti kunyit, kapulaga, kayu manis ditambah dengan beras serta kacang-kacangan yang diimpor dari Asia.