Beratnya Mengobati "Orang Kuat" Indonesia

By , Rabu, 27 Januari 2016 | 21:00 WIB

Selama 10 tahun terakhir mereka menangani problem kesehatan Soeharto yang menurun sejak lengser dari kursi kepresidenan. "Kami melihat apa penyakitnya, lalu mencari dokter yang bisa menangani. Jadi, dokternya tidak selalu sama," ujar Ketua Tim Dokter Kepresidenan Mardjo Soebiandono.

Sejak Jumat pertama Januari 2008, hari-hari menegangkan itu dimulai. Ibaratnya, semua anggota tim harus "berjaga 24 jam". Untuk menjaga stamina, menepis rasa bosan dan capek, menurut Mardjo, ada jago melawak, yaitu dr Christian, Kepala Departemen ICU RSPAD. "Kalau beliau cerita, kami pasti tertawa sehingga rasa capek hilang," papar dr Mardjo.

Fisik mereka pun diuji. Mereka bertugas bergiliran. Para ahli intensif care unit (ICU) terlebih lagi harus berjaga 24 jam. Mereka rapat pagi dan malam, sementara masih bertugas di rumah sakit masing- masing.!break!

Masalah yang mereka hadapi beragam, mulai dari penurunan fungsi jantung, paru-paru, ginjal, hingga keterbatasan alat. Beberapa peralatan terpaksa dipinjam dari RS Jantung Harapan Kita dan RS Pondok Indah.

"Kami sering berdebat berjam-jam. Kan, ada 36 otak yang bekerja dengan latar belakang keahlian dan rumah sakit berbeda. Tapi tim kami kompak meski sering berantem dan dimarahi Prof Djoko selaku koordinator," ujar Christian.

Tim ini sebenarnya menunggu kapan kondisi Soeharto pulih agar mereka bisa melakukan tindakan cardiac resynchronization therapy (CRT) untuk menyinkronkan otot jantung Soeharto yang tidak seimbang.

Alat-alat kedokteran mutakhir digunakan untuk memulihkan kondisi Soeharto, antara lain continuous venovenous haemodialysis (CVVHD) untuk mencuci darah dan mengeluarkan cairan dari dalam tubuh, juga pemeriksaan medis tissue doppler imaging, dan pemeriksaan thalium scan dengan teknik nuklir.

Semua anggota tim dokter kepresidenan menunggu dengan penuh harap kapan CRT bisa dipasang. Namun, rupanya takdir berkata lain.... (JOS)

Artikel ini telah tayang di harian Kompas edisi 28 Januari 2008 halaman 10 dengan judul "Beratnya Mengobati 'Orang Kuat' Indonesia".