Islandia dan Pemburuan Paus

By , Kamis, 4 Februari 2016 | 11:00 WIB

Jepang bukanlah satu-satunya bangsa yang melakukan pemburuan paus secara komersil. Islandia juga melakukan hal semacam itu . Seiring dengan Norwegia, negara ini secara terang-terangan menentang peraturan yang ditetapkan oleh International Whaling Commission (IWC) sebuah lembaga sosial negara-negara yang anggotanya sepakat untuk tidak berburu paus sedang dan paus kecil untuk mengambil keuntungannya.

Para pemburu paus Islandia, memburu dua jenis paus yakni paus minke soliter, yang tidak terancam punah, dan paus sirip(disebut juga dengan paus finback) yang terancam punah. Hal ini menarik perhatian dari Jonny Zwick, seorang pembuat film yang berbasis di California. Dokumenter Breach, dirilis pada Amazon Prime pada bulan November yang mengekplorasi industri penangkapan paus secara komersial di negara tersebut.

Daging paus minke sebagian besar menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke Islandia dan mudah ditemukan di restoran Islandia. Tetapi daging paus sirip yang terancam punah tidak populer sama sekali di Islandia, sehingga biasanya daging-daging paus sirip akan dikirim ke Jepang, meskipun bukan untuk pasar yang besar di sana. Perdagangan internasional mungkin melarang penjualan daging paus, namun masih ada saja 'pemesanan-pemesanan' yang dapat memungkinkan Islandia mengirim daging paus tersebut ke Jepang.

Film ini menunjukkan bahwa bisnis penjualan daging paus tidak selalu menguntungkan, namun hal tersebut tidak menghentikan perusahaan tunggal negara yang menjual daging paus sirip, Hvalur . Bisnis ini telah memasukkan daging paus ke dalam bir dan makanan anjing yang mewah, serta pada tahun 2014, perusahan ini terpaksa mengambil rute perjalanan yang panjang dan beputar-putar untuk menghindari pelabuhan-pelabuhan Eropa yang sudah memblokir kapal tersebut.

Berikut beberapa ulasan mengenai film dokumenter milik Zwick yang membicarakan bagaimana pandangan langsung dari Islandia dalam perburuan paus ini bersama direktur Hvalur, Kristjan Loftsson.

Bagaimana Anda dapat tertarik pada pembahasan ini ?

Paman dari Zwick adalah seorang ahli biologi koservasi kelautuan yang benar-benar banyak memberi tahu apa saja yang terjadi di Islandia. Zwick menemukan sesuatu hal yang mengejutkan, bahwa direktur dari Hvalur mengetahui bahkan tidak ada yang mengetahui bahwa paus sirip atau finback yang merupakan mamalia kedua paling besar di dunia dan terancam punah, hewan terbesar kedua di dunia sedang dibantai untuk keuntungan sosial di sana.

Jenis cerita seperti apa yang ingin Anda keteahui ?

Saya ingin menceritakan dari sudut pandang Islandia sendiri, karena jelas ada banyak yang keberatan pada penangkapan paus secara komersial di seluruh dunia, termasuk penjualn di Jepang. Namun Saya ingin mendengarnya lansung dari mereka yang terlibat dan sudah dikelilingi oleh itu. Zwick juga menemukan bahwa sebanyak 52% dari warga Islandia masih mendukung penangkapan paus laut pada tahun 2013 dan saya benar-benar ingin mendengarkan alasannya.

Bagaimana Anda membandingkan industri penangkapan paus Islandia dengan Jepang dan Norwegia, dan negara-negara yang juga terlibat dalam perburuan keomersial ?

Islandia adalah satu-satunya negara yang berburu paus finnback yang terancam punah, yang sangat berbeda dengan paus Minke yang lebih populer di Norwegia dan Jepang. Karena memiliki spesies yang berbeda.

Baca juga: Senyawa Kimia Beracun Ditemukan dalam Lemak Paus

Norwegia membunuh satu ton paus minker melauii radar, dan Jepang sepenuhnya menjadi sebuah sorotan yang tepat karena mereka mendatangi tempat-tempat suci paus dan mereka membununuh ribuan paus yang dikatakan untuk sebuah penelitian. Norwegia dan Islandia secara terbuka mengakui bahwa itu menjadi perburuan paus komersial, namun sepertinya masyarakat tidak begitu memperhatikanya.