Mengapa Swedia Memiliki Jumlah Anak Laki-laki Lebih Banyak dari Perempuan ?

By , Jumat, 12 Februari 2016 | 15:00 WIB

Ada sesuatu yang aneh terjadi dengan rasio antara anak laki-laki dan perempuan di Swedia. Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa ada 123 anak laki-laki dari 100 anak perempuan dengan usia antara 16 dan 17 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya ketidakseimbangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang berusia sama di China.

"Rasio jenis kelamin saat lahir" adalah sebanyak 105 anak laki-laki untuk setiap 100 anak perempuan, menurut World Health Organization dan statistik resmi menunjukkan bahwa pada tahun 2014 terdapat 108 remaja laki-laki untuk setiap 100 remaja perempuan di Swedia dengan usia antara 16 dan 17 tahun.

Namun saat ini negara memiliki 123 anak laki-laki untuk 100 anak perempuan dalam kelompok usia ini, menurut Valerie Hudson of Texas A&M University.

Jika benar, maka kemungkinan ada sesuatu yang terjadi. Kebijakan satu anak milik China dan sebuah preferensi untuk anak-anak menyebabkan beberapa pasangan lebih memilih untuk aborsi selektif seksual, yang akan memberikan kontribusi yang berpengaruh pada rasio seks dengan jumlah 117 anak laki-laki untuk setiap 100 anak perempuan yang berusia 16 dan 17 tahun.

Perkiraan Hudson untuk Swedia dihitung dengan menambahkan pemohon suaka (asylum applicants) pada tahun 2015 dengan jumlah penduduk saat ini. Dan ia mengasumsikan bahwa semua applicant akan diberikan izin untuk menetap. Jumlah dari penerima asylum tidak akan muncul dalam statistik resmi penduduk untuk satu tahun lebih.

baca juga : Pemenang Nobel Termuda Dirikan Sekolah untuk Anak Suriah

Swedia sudah menerima pemohon hak Asylum lebih banyak daripada negara lain di Eropa, sebanyak 163.000 jiwa pada tahun lalu. Sedangkan penduduk asli negara tersebut hanya 9,7 juta. Dan apabila kita melihat rincian dari usia pemohon di Swedia, terdapat sebuah lonjakan besar yang terjadi pada usia 16 yang sering sekali datang tanpa adanya orang tua atau wali

Dan 92% dari anak-anak tanpa pengawasan oran tua/wali ini berusia 16 dan 17 tahun adalah laki-laki. Mengapa ?

"Jika kalian berusia di bawah umur, pertama , kalian akan mendapatkan tempat tinggal, dan mendapatkan lebih banyak sumber dana. Kalian juga akan memiliki banyak staf di sekitar kalian yang dapat membantu kalian dari masalah yang berbeda," kata Hanif Bali , anggota Moderate Party in the Swedish parliament yang merupakan pusat spektrum politik. "Jika Kalian membutuhkan makanan, pakaian, dan semuanya , kalian dapat pergi ke kota dan meminta uang untuk semua hal tersebut. "

Tapi menurut Bali, ada manfaat lain yang lebih besar dan ia sangat mempercayai bahwa ini mempunyai efek yang signifikan. "Kalian memiliki hak untuk reunifikasi keluarga, dimana kalian bisa membawa keluarga kalian ke Swedia, Jika kalian masih berusia di bawah umur."

Akan ada sebuah biaya insentif yang sangat besar dapat didapatkan jika kalian ke Swedia sebelum berusia 18 tahun. Hal inilah yang kemungkinan menjelaskan mengapa banyak sekali anak-anak remaja melakukan perjalanan ke Swedia.

Menariknya lagi, ketika kalian memecahkan data menurut kebangsaan, jumlah pemohon dengan usia 16 dari Afganistan adalah yang pertama kali muncul . Ada sekitar tujuh atau delapan kali lebih banyak dari jumlah remaja yang berasal dari pengungsi Afganistan dan Suriah.

baca juga : Pengungsi yang Dijegal itu Meraih Mimpi di Madrid