8 Kritik Tajam untuk Kota Bandung

By , Jumat, 12 Februari 2016 | 14:00 WIB

Hal tersebut membuat Andre bertanya alasan Pemkot Bandung dan UNESCO mendukung kemunculan kembali paham fasisme dan memasukkan hal tersebut sebagai unsur kreatif milik UNESCO.

7. Nasionalisme di Saung UdjoSaung Udjo, tempat bermain angklung, alat musik yang sudah masuk menjadi salah satu warisan dunia juga tak luput dari sasaran kritik Andre. Menurut dia, salah satu destinasi wisata Bandung itu telah menyelewengkan budayanya sendiri dengan lebih banyak memainkan musik pop Barat melalui angklung tersebut.

Andre bahkan menyebut bahwa publik lebih sering mendengar laguDelilah dan I Did It My Way ketimbang musik Sunda itu sendiri. Dia berpendapat, seharusnya UNESCO mengeluh dan mengancam akan hal tersebut. Namun, hal yang terjadi tidak demikian adanya.

8. Pemanfaatan Museum Konferensi Asia AfrikaAndre melihat bahwa ada satu tempat di Bandung yang seharusnya menjadi perhatian UNESCO namun malah tidak diperhatikan. Tempat tersebut adalah Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Menurut dia, museum itu bisa menjadi salah satu gedung paling penting di Asia.

Museum KAA merupakan tempat digelarnya konferensi antarnegara Asia dan Afrika dalam rangka menentang imperialisme. Tapi, nyatanya tempat itu tidak pernah masuk menjadi salah satu warisan dunia.

Pemkot Bandung diharapkan bisa lebih lagi dalam memanfaatkan penggunaan Museum KAA ini.