Kamasutra boleh jadi buku tentang seks paling terkenal di dunia. Namun, bangsa China lebih dulu mencatat manfaat seks dalam buku Su Nu Cing yang ditulis sekitar 5.000 tahun yang lalu.Manfaat seks sudah diketahui oleh bangsa China sejak 5.000 tahun lalu. Mereka percaya bahwa seks dilakukan benar akan memberi energi positif bagi kehidupan, termasuk dalam hal kesehatan. Bahkan, ada beberapa masalah kesehatan yang bisa diatasi dengan berhubungan seks.Sebaliknya, jika dilakukan dengan sembarangan, seks bisa membawa petaka. Hubungan jadi tidak harmonis dan tubuh pun terkena gangguan kesehatan.Tak heran jika Su Nu Cing disebut juga buku pedoman Tao mengenai seks. Isi buku ini sendiri merupakan kumpulan pertanyaan dan jawaban Kaisar Huang Ti dengan tiga wanita penasihat seks serta seorang tabib pria. Perbincangan Kaisar dan empat orang itu menjadi dasar bagaimana mencapai hidup sehat dan bahagia melalui seks.
(Baca juga: Mengartikan Kembali Gender)
"Taoisme pada dasarnya mengenai cara untuk mencapai umur panjang serta sehat jasmani dan rohani. Seks yang benar menunjang hal tersebut," ujar Dr Stephen T Chang, pakar pengobatan tradisional China dan penulis buku The Tao of Sexology.
Perbincangan Kaisar dan empat orang itu menjadi dasar bagaimana mencapai hidup sehat dan bahagia melalui seks.
Pemikiran ini sejalan dengan kedokteran modern. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa seks erat kaitannya dengan kesehatan. Misalnya, berhubungan seks minimal sekali seminggu bisa menurunkan tingkat stres. Alasannya, tubuh melepas hormon anti-stres bernama oksitosin. Hormon itu hanya keluar jika manusia melakukan hubungan seks. Hal ini sudah dibuktikan oleh para ahli dari Universitas Paisley di Skotlandia.
(Baca juga: Kanibalisme dalam Hubungan Seks Belalang Sembah Tak Selalu Merugikan Pejantan)Manfaat lainnya berkaitan dengan kesehatan jantung. Penelitian yang dilakukan pada 1.000 orang selama 16 tahun oleh New England Research Institute di Massachussets, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa berhubungan seks dua kali seminggu bisa menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler hingga 45 persen.