Sisi Lain dari Foto Hewan Liar yang Sedang Nge-tren di Internet

By , Rabu, 24 Februari 2016 | 16:00 WIB

Raccoon dog memang terlihat seperti rakun, tetapi sebenarnya hewan liar ini merupakan keluarga dari Canid, seperti rubah dan serigala dan mereka berasal dari Asia tenggara. Tetapi, 80 tahun lalu para ahli biologi mengatakan bahwa 9000 dari mereka berada di bagian barat Uni Soviet yang diburu untuk diambil bulunya. Anjing rakun ini aslinya bereproduksi dan menyebar luar dari barat ke tengah dan hingga bagian barat Eropa.

Sebagai tambahan, orang-orang mungkin secara bebas dapat menjadikan anjing rakun ini sebagai hewan peliharaan meskipun hewan ini sulit untuk dijinakkan. Baru-baru ini ada dua ekor anjing rakun yang ditemukan di pinggiran kota di Wales, seperti hewan yang sengaja ditinggalkan.

Pygmy Marmoset

Tahun 2016, yang disebut-sebut sebagai tahun monyet untuk masyarakat Tiongkok menjadikan keinginan besar untuk memelihara hewan ini .

Pygmy Marmoset adalah monyet terkecil di dunia dengan berat badan kurang dari 5 ons. Di dalam habitat aslinya, di hutan hujan Amazon, keberadaan mereka terancam, mereka hidup di dalam sebuah kelompok dengan hubungan social yang sangat kompleks. Mereka memiliki kecerdasan dan keingintahuan yang tinggi.

Hewan ini sangat buruk untuk dijadikan sebagai hewan peliaharaan, karena adalah hal yang sangat tidak mungkin bagi para pemilik mereka untuk menyediakan hewan ini lingkungan yang kompleks dan dapat merangsang mereka untuk bersosialisasi seperti di alam liar, sehingga hewan ini sangat mudah mati jika berada di dalam kandang.

Meskipun penjualan hewan ini illegal, monyet yang disebut juga dengan monyet ibu jari ini sudah dijual dalam pet shop di China dengan harga mencapai $4,500.

baca juga : Mata Harimau, Penis Buaya: Menu Makan Malam di Malaysia

Sebuah penelitian terbaru menemukan lebih dari 70 persen dari hewan peliharaan eksotis ini mati hanya dalam enam minggu di tangan para penjual. Banyak hewan yang mati selama penangkapan mereka dari alam liar, dan kemudian masalah tersebut berlanjut ketika hewan-hewan ini sudah sampai ke rumah para pemilik mereka yang baru. "Penyakitan, cedera dan memiliki tekanan psikologis terjadi sejak pertama kali hewan ini diperjual-belikan," kata Clifford Warwick, seorang Ilmuwan konsultan ahli biologi dan kesehatan yang sudah mempelajari penjualan satwa liar sebagai hewan peliharaan selama satu dekade.

Lain kali, ketika kalian melihat sebuah video atau foto dari seekor hewan eksotis yang dijadikan sebagai hewan peliharaan, cobalah untuk mengingat kembali apa yang ada dibelakang semua hal tersebut.