Keberadaan Penguin Terkecil di Dunia Semakin Terancam

By , Selasa, 27 September 2016 | 18:00 WIB

Pemanasan air laut dapat meningkatkan kesulitan bagi penguin kecil, Eudyptula minor, yang berukuran kurang dari 30 sentimeter.

Karena mangsa dari si penguin ini sensitif dengan panas, "kami melihat pemanasan air belakangan ini ternyata berdampak cukup buruk untuk penguin ini dan tidak heran apabila suhu air semakin panas, kemungkinan akan terjadi hal yang lebih buruk lagi," kata Gemma Carrol, seorang mahasiswa lulusan Macquarie University di Sydney.

Meskipun tidak dicintai seperti koala atau kangguru, penguin mungil ini adalah salah satu dari hewan asli Australia yang karismatik.

Banyak dari hewan ini hidup secara berkelompok di sepanjang pesisir pantai bagian timur dan selatan Australia, tempat para turis kerap kali melihat barisan penguin berlenggak-lenggok di atas pantai.

Namun secara umum, hewan ini adalah hewan yang berkeliaran bersama koloni mereka terutama untuk berburu ikan.

Prihatin dengan menurunnya populasi dari penguin mungil ini atau biasa juga disebut dengan penguin peri selama beberapa dekade, Carrol sudah mengunjungi dan melacak keberadaan dari kelompok unggas ini di Macquarie Island, yang kira-kira berada di antara Australia dan Antartika, selama tiga tahun. Ia memaparkan hasil penelitiannya di dalam American Geophysical Union's Oceans Sciences Meeting di New Orleans.

Kehidupan dari penguin mungil ini terancam kemungkinan disebabkan karena adanya sebuah gelombang air dari daerah tropis yang mengaduk lantai samudra pada musim semi.

baca juga : Perubahan Iklim Akibat Buatan Manusia Sebabkan Banjir Musim Dingin di Inggris

Plankton yang berada di dalam pusaran nutrisi dari bawah, menjadi salah satu pilihan makanan untuk para hewan yang memiliki ukuran lebih besar dalam rantai makanan lokal. Hal ini membuat ikan sarden ikut memakan plankton yang juga merupakan makanan untuk penguin ini.

Arus air Laut dari Timur Australia saat ini sudah meningkatkan suhudi permukaan air yang meningkat menjadi lebih dari 1,1 derajat Celcius selama lebih dari dua setengah pada abad ke-20, yang diperkirakan terkait dengan perubahan iklim.

Prihatin tentang gejolak peningkatan panas, Carrol menempatkan sensor GPS ke tubuh sekitar 60 penguin sejak 2012 hingga 2014. Ia juga melengkapi mereka dengan accelerometer yang dapat mendeteksi pergerakkan tubuh.

Saat para penguin ini berpencar untuk mencari ikan, data-data menunjukkan bahwa penguin ini cenderung menghindari perairan panas.

Pada tahun-tahun yang lebih hangat, bagaimanapun, para penguin ini menangkap ikan lebih sedikit pada bulan November dan Desember, selama musim Panas di Australia.