Bintang Muda Ini Menyimpan Peringatan untuk Kehidupan di Bumi

By Wawan Setiawan, Senin, 13 Desember 2021 | 17:00 WIB
Penggambaran ilustrasi tentang bintang EK Draconis yang mengeluarkan lontaran massa korona saat dua planet mengorbit. (National Astronomical Observatory of Japan)

Nationalgeographic.co.id—Ketika para astronom memata-matai sistem bintang yang terletak puluhan tahun cahaya dari Bumi, untuk pertama kalinya, mereka mendapatkan pertunjukan kembang api yang meresahkan: Sebuah bintang, bernama EK Draconis, yang mengeluarkan ledakan energi besar-besaran dan partikel bermuatan yang jauh lebih kuat daripada apa pun yang pernah dilihat oleh para ilmuwan di tata surya kita sendiri.

Para peneliti, termasuk astrofisikawan Yuta Notsu dari University of Colorado Boulder, mempublikasikan hasil studi mereka pada 9 Desember 2021 di jurnal Nature Astronomy dengan memberikan judul Probable detection of an eruptive filament from a superflare on a solar-type star. Penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan National Astronomical Observatory of Japan, University of Hyogo, Kyoto University, Kobe University, Tokyo Institute of Technology, University of Tokyo, dan Doshisha University.

Studi ini mengeksplorasi fenomena bintang yang disebut "ejeksi massa koronal," atau biasa yang kita kenal dengan sebutan badai matahari. Notsu menjelaskan bahwa matahari mengeluarkan letusan semacam ini secara teratur, mereka terdiri dari awan partikel yang sangat panas, atau plasma, yang dapat meluncur cepat melalui ruang angkasa dengan kecepatan jutaan mil per jam. Dan, hal itu berpotensi menjadi berita buruk: Jika lontaran massa korona ini menghantam Bumi hingga mati, itu bisa menggoreng satelit di orbit dan mematikan jaringan listrik yang melayani seluruh kota.

"Ejeksi massa korona sering terjadi tepat setelah bintang muda kehilangan suar atau ledakan radiasi yang tiba-tiba dan terang yang dapat meluas jauh ke luar angkasa." kata Yuta Notsu, rekan peneliti di Laboratory for Atmospheric and Space Physics (LASP) di CU Boulder dan US National Solar Observatory, seperti dilaporkan oleh Tech Explorist.