Apakah Ada Penduduk Bumi yang Tidak Bermigrasi Setelah Berevolusi?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 14 Desember 2021 | 13:00 WIB
Khoe-San mengacu pada komunitas Afrika di wilayah Botswana, Namibia, Angola, dan Afrika Selatan. Mereka dipercaya sebagai pribumi sejak manusia berevolusi. (Ian Beatty/Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id—Manusia cenderung tertarik dengan cerita tentang asal mula mereka. Kisah awal mula manusia diceritakan secara turun-temurun di seluruh budaya, agama, etnis dan kebangsaan.

Ini semua sangat penting. Kisah-kisah ini memberikan wawasan tentang asal, bagaimana mereka beradaptasi di suatu tempat dan dengan kelompok lain. Salah satu kisah ini, tentu saja, adalah kisah tentang gen manusia.

Para ilmuwan menemukan DNA manusia purba, mengambil sampel DNA manusia modern dan menganalis, ditemukan banyak hal tentang bagaimana manusia purba bergerak. Manusia di seluruh dunia terus bergerak dan mengisi hampir setiap petak tanah.

Setelah ribuan tahun terus bergerak untuk bermigrasi, timbul pertanyaan: apakah ada penduduk bumi yang bukan imigran? Dengan kata lain, mereka berada di tempat yang sama setelah berevolusi.

"Dari sudut pandang ilmiah, mungkin satu-satunya orang yang dapat dianggap bukan imigran adalah beberapa kelompok berbahasa Khoe-San di Afrika selatan," kata Austin Reynolds. Ia merupakan asisten profesor antropologi di Universitas Baylor di Texas yang mempelajari tentang genetika populasi manusia.

Khoe-San mengacu pada komunitas Afrika di wilayah Botswana, Namibia, Angola, dan Afrika Selatan. Mereka menggunakan bahasa yang serupa dengan konsonan klik yang berbeda.

Reynolds mengatakan ada dua faktor utama yang menunjukkan bahwa kelompok Khoe-San mungkin keturunan non-migrasi dari manusia asli. Mereka tinggal di tempat di mana kemungkinan manusia pertama kali muncul. Kelompok ini memiliki keragaman genetik yang tinggi.