5 Mahasiswa Ini "Sulap" Biji Durian Menjadi Plastik Ramah Lingkungan

By , Senin, 14 Maret 2016 | 17:00 WIB

Berawal dari keprihatinan penggunaan kantong plastik yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, lima mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) menciptakan Bioplastik. Bahannya pun cukup unik yakni biji buah durian. 

(Baca : Mahasiswa Binus Buat Robot yang Jago Berbahasa Indonesia)

Kelima mahasiswa tersebut adalah Fajar Bayu Prakoso, Andika Cahya Widyananda, Annisa Fakhriyah Rofi, Dyah Ayu Permatasari, dan Aditya. 

Fajar Bayu yang merupakan ketua tim mengatakan, awalnya ia dan keempat temannya merasa prihatin dengan penggunaan kantong plastik yang semakin meningkat sehingga menghasilkan banyak tumpukan sampah. 

"Sampah plastik terus menumpuk dan meningkat. Padahal plastik terbuat dari bahan yang sulit terurai (non-degradable) dan tentu itu menimbulkan persoalan lingkungan," ujar Fajar Bayu, Jumat (11/3/2016).

Dari kegelisahan itulah, ia dan ke empat temannya mencoba mencari solusi dengan membuat bioplastik yang mudah terurai. 

"Kita langsung kepikiran mencari solusi, dan menemukan bahan untuk membuat bioplastik yakni biji durian," ucapnya.

Dia mengungkapkan, dipilihnya biji durian karena memiliki kandungan pati (tepung halus) yang cukup tinggi. Kadarnya hampir 50 persen dari beratnya. (Baca pula : Minimarket Terapkan Kantong Plastik Berbayar Per 21 Februari 2016)

"Lebih tinggi dari singkong yang sekitar 20 persen. Kalau biji durian hampir 50 persen," sebutnya.

Pati tersebut, lanjut dia, berfungsi sebagai pengisi (filler) pada campuran agar kerapatan bioplastik menjadi tinggi. Sehingga meningkatkan kekuatan daya tarik plastik. 

"Kita melakukan penelitian sejak 2014 lalu," ujarnya. 

Ia menjelaskan, proses pembuatan bioplastik adalah dengan merendam biji durian dalam air kapur selama 2-3 hari untuk menghilangkan getah. Setelah direndam biji tersebut lalu dijemur selama 1 hari. 

"Biji durian lalu diambil patinya yang berwarna putih kecoklatan. Lalu diolah menjadi tepung, disaring dan dioven selama 30 menit," urainya.