Ada beberapa pertanyaan yang mungkin kerap kali berseliweran di kepala Anda ketika sedang menghabiskan waktu dalam penerbangan jarak jauh: Seberapa penting sebenarnya zona waktu? Dan Apa yang akan terjadi jika semua waktu sama di mana pun di Bumi?
Zona waktu sebenarnya adalah fenomena modern, sebelum semua orang terhubung ke orang lain (melalui saluran telepon dan kemudian internet), tidak terlalu penting jika waktu lokal Anda sendiri memiliki kemiripan dengan kota di sisi lain dunia.
Sebuah standar waktu pertama kali diadopsi di Inggris oleh operator kereta api pada tahun 1847. Kemudian segera diikuti oleh zona waktu di Selandia Baru dan pengenalan lima zona waktu di Amerika Serikat pada tahun 1883.
(Baca: Mengapa Waktu Bergerak Maju, Tidak Mundur?)
Seperti yang dijelaskan Adele Peters dari Fast Company, baik di Amerika Serikat dan Inggris, perusahaan kereta api-lah yang membantu memperkenalkan rentang waktu standar nasional yang berubah seiring garis bujur. Kebutuhan untuk menjaga kereta berjalan tepat waktu dan memiliki jadwal yang semua orang bisa lihat secara akurat adalah salah satu alasan utama di balik pengenalan zona waktu.
Pada tahun 1929, kebanyakan negara-negara di dunia sudah memiliki zona waktu yang disesuaikan dengan GMT. Loncat ke masa sekarang: apakah zona waktu masih diperlukan dalam dunia yang sangat terhubung saat ini?
(Baca juga: Mengapa Jarum Jam Berputar ke Arah Kanan?)
Ekonom Steve Hanke dan astronom Dick Henry sangat gencar dalam mengusulkan untuk mengakhiri zona waktu. Mereka ingin menggantinya dengan sistem yang jitu bernama Hanke-Henry Date and Time. Bagaimanapun, mereka berpendapat dari sudut pandang fisika, waktu selalu sama di mana pun di seluruh dunia.
Dalam rencana yang diajukan oleh Hanke dan Henry, pukul 09.00 am akan tetap pukul 09.00 am di seluruh dunia. Namun, beberapa orang akan tahu pukul 09.00 am sebagai waktu tidur, sementara yang lain akan melihatnya sebagai awal hari untuk memulai aktivitas.
Misalnya, jika Anda menelepon ke sisi lain planet ini, Anda harus mengetahui apa yang biasanya dilakukan orang pada pukul 09.00 di wilayah mereka, daripada membuat perhitungan per jam. Itu akan disebut Waktu Universal.
(Baca: Awalnya, Satu Hari Hanya Memiliki 12 Jam.)
Penemunya mengklaim, Waktu dan Penanggalan Hanke-Henry akan membuat hidup lebih mudah untuk bisnis, negara dan penerbangan. Kalender akan sama setiap tahun, kecuali untuk satu minggu panjang ‘bulan mini’ pada akhir Desember setiap lima atau enam tahun. Ini akan membawa kalender kembali ke sinkron dengan perubahan musim.
Hari ulang tahun anda akan jatuh pada hari yang selalu sama. Hari Natal selalu jatuh pada hari Senin. Ditambah lagi waktu musim panas akan benar-benar menghilang.
“Bulan dan kuartal tahun akan lebih seragam, membuat akuntansi dan praktek keuangan lebih mudah,” ujar Hanke dan Henry.
(Baca juga: Tahun Cahaya: Satuan Waktu atau Jarak?)
Pasangan ini ingin melihat kalender mengadopsi sistem penanggalan dan waktu mereka pada tahun 2018—yang mungkin terdengar sedikit ambisius— dan mengandalkan media sosial untuk menyebarkan berita.
Tapi mengingat pergolakan yang akan dihadapi penanggalan Hanke dan Henry, tampaknya penghapusan zona waktu belum dapat dilakukan dalam waktu dekat ini.