Pesawat ruang angkasa Parker merupakan objek tercepat yang pernah dibuat oleh manusia, BBC melaporkan. Pesawat luar angkasa itu bergerak dengan kecepatan lebih dari 500.000 km/jam. Strateginya adalah masuk dengan cepat dan keluar dengan cepat, melakukan pengukuran lingkungan matahari dengan seperangkat instrumen yang dipasang dibalik pelindung panas yang tebal.
Pesawat luar angkasa Parker berhasil melewati atas dan bawah permukaan kritis Alfvén sebanyak tiga kali selama melakukan misinya. Ini menandai pertama kalinya sebuah pesawat luar angkasa memasuki korona dan menyentuh atmosfer matahari.
"Di dalam korona, medan magnet matahari tumbuh lebih kuat dan mendominasi pergerakan partikel di sana. Jadi, pesawat ruang angkasa itu dikelilingi oleh material yang benar-benar bersentuhan dengan matahari," kata Stuart Bale dari University of California, Berkley.
Para peneliti terpesona oleh korona karena di sanalah beberapa proses penting terjadi yang saat ini tidak dapat dijelaskan. Salah satunya adalah superheating yang tidak masuk akal, suhu matahari di fotosfer kira-kira 6.000 derajat Celsius tetapi pada korona suhunya bisa mencapai jutaan derajat atau lebih.
Tim sains pesawat luar angkasa Parker akan mengumpulkan lebih banyak data yang akan didapat pada misi penjelajahan lebih dalam ke korona matahari di masa depan. Pada akhirnya pesawat itu akan mencapai jarak 7 juta km dari fotosfer pada tahun 2025. Beragam informasi yang didapat oleh pesawat luar angkasa Parker dan yang berasal dari observatorium matahari lainnya memiliki relevansi langsung bagi semua orang yang hidup di Bumi.
Ledakan terbesar (badai matahari) dari Matahari dapat merusak medan magnet planet kita. Selama badai matahari jaringan komunikasi dapat terganggu, sistem operasi satelit dapat mati dan jaringan listrik akan rentan terhadap lonjakan. Para ilmuwan mencoba memprediksi badai ini dan Parker menjanjikan informasi baru yang berharga untuk membantu mereka melakukannya.
Baca Juga: Astronom Temukan Kelas Bintang Radio Langka Lebih Panas dari Matahari