Ilmuwan NASA Identifikasi Puncak Tertinggi Titan

By , Kamis, 31 Maret 2016 | 09:00 WIB

Peneliti planet telah mengidentifikasi titik tertinggi di Titan, bulan terbesar Saturnus dengan misi NASA Cassini. Mithrim Montes merupakan puncak tertinggi Titan. Gunung yang memiliki ketinggian 10.948 kaki (3.337 m), terletak di tengah-tengah dari tiga pegunungan yang ditampilkan dalam gambar radar.

(Baca : Danau Misterius Ditemukan di Permukaan Satelit Saturnus)

"Ini bukan satu-satunya titik tertinggi yang kami temukan di Titan, tetapi kami pikir itu titik tertinggi dari titik lainnya," kata anggota tim Dr Stephen Wall, dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

Dr. Dinding dan rekan-rekannya menggunakan gambar dan data lain dari instrumen radar Cassini, yang bisa mengintip melalui kabut asap yang menutupi atmosfer Titan untuk mengungkapkan permukaan secara rinci.

"Gambar Radar tidak nampak seperti yang terlihat oleh mata manusia," jelas para ilmuwan.

Alih-alih sinar matahari, gambar radar menggunakan gelombang radio yang dipancarkan oleh pesawat ruang angkasa, kemudian dipantulkan dan tersebar ke permukaan Titan untuk melihat dari atmosfer buram Titan. Daerah terang menunjukkan bahan-bahan yang kasar, sedangkan daerah gelap mengindikasikan bahan yang relatif halus atau yang lain menyerap gelombang radar.

Menurut para peneliti, sebagian besar gunung tertinggi Titan tampak dekat dengan khatulistiwa.

Mereka mengidentifikasi puncak lain dari ketinggian yang sama dalam Mithrim Montes, serta di kawasan kasar dikenal sebagai Xanadu, dan dalam koleksi puncak lebih terisolasi yang disebut Ridge Belts

Cassini telah menemukan bahwa Titan juga memiliki hujan dan sungai yang mengikis lanskapnya. (Baca pula : Permukaan Laut Titan Mulus Bagaikan Kaca)

"Proses mungkin jauh lebih lambat di Titan daripada di Bumi, karena memiliki jarak sepuluh kali Bumi dari Matahari, sehingga ada sedikit energi untuk proses erosif di atmosfer bulan," kata anggota tim Dr Jani Radebaugh, dari Universitas Brigham Young .

Kerak es Titan terletak di kedalaman air laut cair yang mungkin bertindak seperti mantel atas bumi.

Setelah periode pembentukan gunung berakhir, lapisan-lapisan cairan  (mantel atas bumi dan laut cair Titan) memungkinkan kerak untuk beristirahat. Juga, pada kedalaman tinggi, batuan dasar air es Titan lebih lembut dari batu di Bumi.

Karena karakteristik ini, para ilmuwan tidak mengharapkan pegunungan di Titan akan tower cukup tinggi seperti yang di Bumi.