Keracunan Massal Terbesar dalam Sejarah, 20 Juta Warga Minum Air Tercemar Arsenik

By , Sabtu, 9 April 2016 | 18:00 WIB

Malam benar nasib warga miskin pedesaan Banglades. Selama dua dekade ini, 20 juta warga miskin negara itu mengonsumsi air yang tercemar arsenik.

Persoalan ini menjadi bukti buruknya tata kelola air oleh pemerintah. Kelompok pegiat hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRM), mengungkapkan hal itu pada Rabu (6/4/2016).

Dhaka belum memberikan komentar terkait laporan terbaru HRW.

Kondisi air yang tercemar arsenik itu menyebabkan rupa-rupa penyakit sehingga sekitar 43.000 warga tewas karenanya. Sebagian besar mereka tinggal di pedesaan.

Arsenik mulai mencemari sumber air warga ketika pemerintah Banglades mengebor jutaan sumur tabung dangkal untuk menyediakan air bersih bagi warga desa pada tahun 1970-an. Tidak disadari kalau tanah mengadung arsenik alami.

"Bangladesh tidak mengambil langkah nyata untuk membersihkan arsenik dari pasokan air minum jutaan orang miskin di pedesaan," kata peneliti HRW, Richard Pearshouse.

"Tata kelola (air) yang buruk menjadi alasan tragedi besar ini tetap meluas," ujarnya. Banglades sejatinya telah membangun sejumlah sumur tabung dalam sebagai sumber air bersih dari bawah tanah yang tercemar arsenik.

Menurut laporan HRW, tidak ada pengawasan yang tepat dan melekat dari pemerintah dalam mengamankan suplai air.

Sementara Politisi setempat juga hanya memperhatikan sumur-sumur di daerah yang penduduknya lebih banyak mendukung mereka.

"Hal ini berarti situasinya hampir seburuk 15 tahun yang lalu," kata Pearshouse.

Organisasi Kesehatan Dunia PBB itu menyebut, krisis arsenik Banglades sebagai "keracunan massal terbesar dari populasi dalam sejarah."

Paparan arsenik yang kronis ini bisa menyebabkan kanker hati, ginjal, kandung kemih dan kulit, dan penyakit jantung.

HRW melaporkan, sebagian besar korban di Banglades tidak memiliki akses perawatan kesehatan.