Cerita di Balik Logo Baru Instagram

By , Minggu, 15 Mei 2016 | 14:00 WIB

Di saat pembuat aplikasi lain sudah beralih menggunakan logo dengan desain flat, Instagram tetap bertahan dengan desain skeumorphic (mirip dengan obyek di dunia nyata) berbentuk serupa kamera Polaroid, lengkap dengan lensa dan viewfinder.

Namun kini logo tersebut telah diubah menjadi rancangan baru yang flat, dengan outline putih dan latar belakang gradasi yang memadukan warna ungu, pink, jingga dan ungu. (Baca : Berhasil Pecahkan Kelemahan Instagram Bocah Ini Diganjar 10.000 Dolar)

Kepada Co.Design, kepala bagian desain Instagram Ian Spalter, menuturkan bahwa logo baru itu dimaksudkan supaya aplikasinya tampil lebih modern dan relevan di era seperti sekarang ketika kebanyakan pengguna menjepret foto dengan smartphone.

“Bentuknya lebih mirip dengan kamera yang dipakai orang-orang saat ini,” ujar Spalter yang sebelumnya pernah bekerja di YouTube dan Nike Plus, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari FastCodeDesign, Kamis (12/5/2016).

Maka, logo Instagram pun disederhanakan. Elemen di bagian pojok kanan atas kini tak lagi berupa jendela bidik kamera, melainkan hanya berbentuk titik kecil dengan warna putih.

Dipadukan dengan lingkaran lensa, titik putih dan lingkaran di tengah ini mengingatkan pada kamera dan sensor cahaya di smartphonemodern, ketimbang lensa dan viewfinder Polaroid jadul.

Dengan begitu, logo baru Instagram seolah melambangkan peralihan proses fotografi dari era kamera di masa terdahulu ke era smartphone.

Proses 9 bulan

 Meski bentuknya sederhana, proses pembuatan logo baru Instagram ternyata ruwet. Spalter mengaku dipusingkan oleh banyak faktor. Apalagi, satu buah logo ini melambangkan identitas Instagram, sebuah aplikasi populer yang di-klik tiap hari oleh jutaan orang.

Prosesnya sendiri memakan waktu tak kurang dari 9 bulan. Pertama-tama, tim desain mencoba menemukan elemen visual apa dari logo Instagram lama yang paling diingat oleh pengguna. (Baca pula : Dirombak, Linimasa Instagram Tak Akan Real Time Lagi)

Untuk melakukan ini, Spalter meminta para pegawai Instagram menggambar logo (versi lama) dalam waktu 10 detik dengan hanya mengandalkan ingatan. “Ini memberikan petunjuk pada kami mengenai apa yang paling nyantol di benak orang,” kata dia.

Ternyata, elemen lensa kamera, bentuk ikon yang persegi membulat di sudut-sudut, serta viewfinder di pojok kanan atas adalah elemen-elemen yang paling banyak diingat. Maka tiga hal inilah yang dijadikan basis logo baru Instagram.

Bagaimana dengan latar belakang berupa gradasi warna? Spalter menjelaskan background ini sebenarnya mewakili elemen stripingberwarna pelangi yang dulu terdapat di pojok kiri di atas logo Instagram lama.

Ada juga alasan praktisnya, yakni membuat logo jadi lebih mudah ditemukan oleh pengguna di antara rimba ikon aplikasi di layarhomescreen. Kalau cuma terdiri dari dua warna saja, bisa dipastikan logo baru ini gampang terlewat dari pandangan. 

Selain itu, ada banyak pula pertimbangan lain dalam membuat logo, seperti faktor scalability atau kemampuan menyesuaikan tampilan ikon dengan berbagai keperluan lain seperti web embed dan favicon di Twitter. 

Tim desain sempat merancang 300 versi dan varian berbeda sebelum akhirnya sampai pada logo baru Instagram. (Baca juga : 10 Lokasi Wisata Terfavorit di Instagram)

!break!

Dulu ke sekarang

Di samping logo aplikasi utama Instagram, logo aplikasi-aplikasi lain dari layanan photo sharing itu ikut diubah dengan rancangan yang senada, yakni Boomerang, Hyperlapse, dan Layout. (Baca : Kebanyakan Orang Tak Ingin Siarkan Langsung Kehidupan Mereka di Facebook)

Bentuk masing-masing logo itu kini menampilkan fungsi aplikasi dengan lebih jelas, mulai dari menyusun kolase foto (Layout), membuat video singkat dari rangkaian foto (Boomerang), hingga membuat videotime lapse (Hyperlapse). 

Instagram turut merombak tampilan antarmuka aplikasi utamanya menjadi sedikit berbeda. Yang paling kentara mungkin adalah layar belakang layar tempat menambahkan filter kini tak lagi berwarna hitam, melainkan putih.

Seperti perubahan logo, perubahan layar filter ini lagi-lagi melambangkan pergeseran pola konsumsi foto di era modern. (Baca juga : Fitur Baru Facebook Ditujukan untuk Pengguna Tunanetra)

Kalau dulu para fotografer lebih suka melihat foto dengan latar belakang hitam supaya tak terganggu oleh warna lain, sekarang filterscreen Instagram sengaja dibuat putih supaya pengguna bisa lebih mudah melihat seperti apa foto itu nantinya ketika disajikan di aliranfeed yang juga berlatar belakang putih.

Tentu, tak semua orang suka dengan perubahan yang diterapkan oleh Instagram, terutama soal logo yang boleh dibilang mengalami peralihan terbesar. Jagat internet pun seolah terbelah dua. Sebagian pengguna menyukai logo baru, sebagian lain malah membencinya. Beberapa bahkan meminta agar Instagram mengembalikan logo lama yang ikonik dan sangat familiar itu.

Soal kontroversi ini, Spalter menanggapi dengan santai “Mungkin saya akan pergi berlibur di dalam bunker!” candanya.