Nusantara, Rumah Kopi Terbaik Dunia

By , Senin, 23 Mei 2016 | 09:30 WIB

Dari seluruh ekspor, AS masih menduduki peringkat pertama negara tujuan dengan nilai 281,15 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,7 triliun. Setelah AS, negara tujuan ekspor kopi terbesar adalah Jepang, Jerman, Italia, dan Malaysia.

Saat ini, pangsa pasar kopi Indonesia di AS sebesar 5,5 persen atau menempati urutan keenam setelah Brasil, Kolombia, Vietnam, Kanada, dan Guatemala.

”Indonesia punya peluang menggeser negara-negara lain dalam mengekspor kopi ke AS. Pasar di sini boleh disebut tak terbatas,” ungkap Sugandhi.

Terlebih, mengacu data International Coffee Organization, Indonesia menduduki urutan keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia pada 2014 dengan perkiraan produksi mencapai 622.000 metrik ton per tahun.

!break!

Citra bangsaTidak hanya menggelar pameran, Indonesia juga mengirimkan wakilnya untuk memberikan sesi kuliah umum di beberapa bidang. Resianri Triane, Training dan Wholesale Manager Anomali Coffee, dalam paparannya menyampaikan, kopi-kopi dari Indonesia memiliki cita rasa rempah dan beraroma lebih kuat karena tumbuh di tanah vulkanik yang memiliki konsentrasi zat hara tinggi.

Adapun Leo Purba, petani kopi dari Simalungun, Sumatera Utara, memberi paparan soal rantai perdagangan dan proses penggilingan tradisional. ”Dunia harus tahu bagaimana kopi terbaik diproduksi dari tetesan keringat petani,” ucapnya.

Dalam pameran SCAA ini pula, untuk pertama kalinya diselenggarakan lelang kopi di paviliun Indonesia. Menurut Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia Syafrudin, dari 900 kilogram kopi yang dilelang, semuanya habis terjual hanya dalam waktu tiga jam senilai Rp 160 juta.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI Nus Nuzulia Ishak menyampaikan, kopi akan menjadi bagian dari merek bangsa (nation branding). Kopi diharapkan menjadi pintu masuk bagi promosi pariwisata dan investasi secara keseluruhan.

”Nantinya diharapkan ketika diekspor akan membawa satu merek, yaitu Kopi Indonesia, seperti yang dilakukan di Brasil atau Kolombia. Tentunya pencantuman merek pada satu jenis kopi harus melalui uji mutu dan standar,” kata Nus.

Catatan rekor transaksi kopi selama pameran yang mencapai 35 juta dollar AS atau sekitar Rp 465 miliar membuktikan betapa kopi Indonesia telah menjadi primadona. Dari Nusantara, harum aroma ”si hitam” merebak ke seluruh dunia.